Halaman

Jumat, 27 November 2015

Its Me

Halooo..
Minasann... 
Selamat sore semuanya.. 
Alhamdulillah saya telah berhasil melewati tantangan demi tantangan untuk manjadi sarjana ditahun 2015. 
Saya sidang pada tanggal 27 Agustus 2015 dikampus kenari, 
Kemudian Saya wisuda pada tanggal 12 Oktober 2015 di JCC.  




Terimakasih ya Allah telah membuat langkahku diberikan kemudahan dalam mencapai gelar kesarjanaan di tahun 2015. Terimakasih ayah bunda telah menjadi penyemangat baik moral maupun materil. Terimakasih teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan semangat serta bantuan referensi dalam pengolahan data. Terimakasih buat kesayanganku yang banyak membantu dalam pengecekan penulisanku dan menemani dalam hari-hari begadaangku dengan skripsi meskipun jarak memisahkan kita tapi perhatian dan komunikasi tetap berjalan dengan baik. Terimakasih untuk semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena kalian juga berarti untuk ku dan penulisan yang ku buat. Semoga tahun depan aku bisa mengejar gelar selanjutnya. Karena ketika manusia mati maka bukan harta kekayaan yang dibawanya melainkan ilmu yang bermanfaat, shadaqah jariyah, dan anak shalih yang mendoakannya. Semoga saya dan teman-teman semua dalam lindungan Allah SWT dan cita-cita serta harapannya segera terwujud. Aamiin..



Kamis, 26 November 2015

Senandung Cinta

Selamat Soooreee... silahkann membaca lagii kawan.. :)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Pagi itu aku memilih untuk jogging karena ini hari minggu dan aku merasa penat dengan banyak kejadian yang menganggu hidupku. Aku aktifkan hp dan pasang earphone aku bergegas untuk memulai joggingku.
Tak terasa jarum jam telah menunjukkan kearah angka 11. Panas matahari sudah semakin menyakitkan. Aku pilih untuk menyudahi kegiatan jogging dan memilih untuk belanja bulanan. Aku berjalan kearah supermarket dekat tempat ku jogging. Disana aku melihat ada seorang anak kecil berusia 7 tahun sedang menangis didekat bangku taman. Tak tega melihatnya menagis seorang diri maka aku menghampirinya.
me       : hallo anak manis, mengapa kau menagis disini? Dimana ibu bapak mu?
her       : *menangis*
me       : *merogoh kantong* ini kakak ada permen rainbow. Apa kamu mau?
her       : rainbow? apa itu kak? *sambil mengusap air matanya sendiri*
me       : apa? kamu tidak tau rainbow?
her       : tidak kak.
me       : baiklah akan kakak beri tau asalkan kamu berjanji padaku untuk tidak menangis ya.
her       : baiklah kak.
me       : permen rainbow ini permen sejuta rasa. bisa memulihkan perasaanmu ketika sedih. kamu pernah lihat hujan?
her       : aku pernah lihat kak.
me       : apa kamu pernah bermain dengan hujan?
her       : tidak kak.
me       : cobalah sesekali kau nikmati air hujan. dan apa kau tau setelah hujan berhenti apa yang terjadi?
her       : aku tidak tau kak. aku tidak pernah keluar rumah. ibuku selalu memarahi ku bila pergi keluar rumah.
me       : ibumu takut kamu sakit makanya tidak mengizinkanmu keluar rumah. nanti bila kmau sudah besar kamu bisa menikmati hujan. dan cobalah lihat dari jendela apa yang terjadi ketika hujan. karena setelah hujan pastilah ada pancaran warna warni di langit yang mampu membuat hatimu bahagia.
her       : baiklah kak. kak, apa aku boleh memakannya?
me       : boleh. makan saja. begini cara menikmati makanan ini, *mengeluarkan permen dari kantong lagi*. tanganmu sudah memegang permennya?
her       : sudah kak. baiklah, satu..dua..tiga,.. cheers…
#keduanya sama-sama menikmati permen rainbow itu dan tertawa bersama hingga permen yang mereka makan telah habis.
me       : dek, ibumu kemana?
her       : dia bilang hanya ingin ke toilet. tapi aku sudah dibangku ini lama sekali kak.
me       : baiklah, ikut kaka ke tempat bapak yang bisa menjagamu dan mencarikan ibumu ya.
her       : kaka yakin aku akan bertemu ibuku lagi?
me       : kaka yakin. apa kamu ragu dengan ku?
her       : tidak kak. kak… terimakasih sudah membuat tidak menangis.
me       : sama-sama.
#berjalan menuju kantor polisi
me       : selamat siang pak.
pol       : siang. ada perlu apa?
me       : saya menemukan anak ini sedang menangis taman. bisakah bapak membantunya menemukan ibunya?
pol       : baiklah saya akan mencarikannya.
me       : hubungi saya bila terjadi sesuatu ya pak. *melampirkan no hp saya*
her       : kaka, tidak bisakah kau menemaniku dalam mencari ibuku?
me       : maaf yaa adik cantik saya sudah ada jadwal untuk selanjutnya. nanti aku akan mengusahakan menemuimu jika terjadi sesuatu. ceritakan semuanya tentang ibumu kepada pak polisi sehingga dirimu mudah menemukannya.
her       : baik kak. kaka hati-hati ya.
#pergi meninggalkannya.
Aku pergi dengan berat hati meninggalkan anak kecil itu. Aku pun lupa tidak menanyakan siapa namanya. Setidaknya dia bahagia bisa membantu anak itu melupakan ketakutannya. Akupun berjalan menuju supermarket dan harusa bisa selesai pada jam 3 sore karena jam 4 harus latihan baseball. Aku bergegas memilih belanjaan yang aku perlukan dan mengeliminasi belanjaan yang harganya terlalu mahal serta tidak ku butuhkan. Aku bergegas menuju kasir namun langkahku terhenti ketika aku harus bertemu dengan teman sekelasku si pria Australia itu. Dia memanggilku dan aku berusaha untuk tidak menghiraukannya. Sampai pada suatu ketika dia berlari dan menarik tanganku.
A         : kamu semalam dijemput siapa?
me       : aku tidak tau.
A         : tidak mungkin kamu tidak tau. sudah jelas kamu pergi dengannya.
me       : don’t judge me. And go away from me. *berjalan menjauhinya*
A         : aku hanya ingin menjadi temanmu.
me       : *langkahku terhenti*
A         : aku benar-benar ingin menjadi temanmu. tidak bisakah dirimu menerimaku?
me       : *berjalan menghampirinya* baiklah kita berteman. sudah?
A         : tidak ada teman yang seperti ini. kamu harus tunjukkan kehangatanmu.
me       : maaf aku tidak bisa. beginilah aku. terima saja dengan sifatku.
A         : aku tau mengenai semua lukamu. jadi kamu hanya perlu memaafkan masa lalu mu.
me       : kamu tidak mengerti tenatng luka yang ku miliki. maaf teman aku sudah terlambat.
A         : aku akan mengantarmu.
me       : tidak terima kasih.
A         : orang yang tidak kamu kenal, kmu mau diajak pulang dengan nya. tapi dengan teman yang sudah kamu terima ini kamu tolak.
me       : aku tidak ingin berhutang budi. bagiku hutang budi terlalu besar harganya sehingga aku ttidak mampu membayarnya.
A         : bila kamu tidak mampu membayarnya, kamu bisa membalasnya dengan menghormati dan mengerti usahaku.
me       : maaf aku tidak bisa. *berjalan secepat mungkin*
A         : *berlari dan mengengam tangannya*
Z          : *memegang tangan me*
me       : maksud kalian itu apa sih? kamu? *menatap kearah pria style hitam*
Z          : lepaskan tangannya. aku sudah ada janji dengannya terlebih dahulu.
A         : tidak. kmu bukan temannya. sementara aku temannya.
Z          : jangan ganggu dia. dia tidak ingin denganmu.
me       : aku tidak ingin dengan kalian. *pergi melepaskan keduanya*
Z          : dengar itu! *menatap A dengan tatapan tidak suka*
A         : alika aku temanmu..
me       : *berjalan* “ aku tau kamu temanku tapi aku tidak ingin kalian bersikap seperti padaku”;dalam hati berkata.
Aku mencoba untuk berlari dari mereka pria yang aneh dan hanya bisa mengacaukan jadwalku. jarum jam ku sudah menunjukkan keangka setengah 4 dan aku masih disekitar supermarket. aku berlari sekuat tenaga dengan mengendong belanjaat dipungungku. dan kaget ketika mobil menyenggolku. aku tersungkur tapi tidak ada yang sakit ataupun terluka. aku hanya kaget untuk yang kesekian kali.
Z          : kamu tidak apa-apa?
me       : menurut mu?
Z          : bangunlah. aku akan mengantarmu.
me       : tidak, aku bisa pergi sendiri.
lagi-lagi Z menarik tangan alika dan membuatnya terduduk didalam mobilnya. keheningan sore itupun semakin menjadi. aku mencoba memulai perkataan.
Z          : aku tau apa yang ingin kamu katakana
me       : apa yang ingin aku katakana?
Z          : tentang siapa diriku bukan?
me       : dari mana kmu tau? apa kamu memata-mataiku?
Z          : aku tau dari semua tatapan matamu.
me       : kau berusaha menipu ku. sejak kapan tatapan mata bisa memberikan pertanyaan yang ada dipikiran seseorang?
Z          : percayalah aku hanya ingin kamu aman. aku bukan orang yang kamu pikir buruk.
me       : kmu selalu muncul disaat aku kesulitan akhir-akhir ini. kamu suka mengacaukan dan memperbaikinya. aku hanya bingung sebenarnya kmu itu siapa?
Z          : kita sudah sampai. kamu tadi buru-burukan? silahkan mulai rutinitasmu.
me       : ? aku tidak akan banyak bertanya lagi padamu. aku ucapkan terimakasih dan maaf tidak bisa mebalasnya dengan uang ataupun apapun. kamu salah jika harus membantuku, aku bukan anak orang kaya. aku hanya punya diriku dan rumah peninggalan orang tuaku. jadi jauhkan aku atau kamu akan kecewa. mobil mu, style dan tutur katamu menandakan bahwa kamu adalah orang baik dan kaya raya. kamu akan malu dan tidak mendapatkan apa-apa jika berdekatan denganku.  silahkan menjauh karena kamu masih memiliki kesempatan untuk memilih yang terbaik sesuai levelmu. *berjalan*
Z          : aku akan pergi.
Mendengan kalimat itu membuat alika menjadi senang karena itu yang dia mau, hidup sendiri jauh dari orang-orang parasit. Dia masuk kedalam dan mulai berganti baju latihan serta mulai latihan.
Pas jam 6 merupakan jam berakhirnya latihan baseball hari ini. Aku pergi menuju ruang ganti dan terkejut ketika berjalan melihat teman (pria Australia) itu sedang duduk disana. Aku berusaha berjalan dengan tidak melihatnya.
A         : jangan berpura-pura tidak melihatku.
me       : *masih tetap berjalan*
A         : cepatlah berganti. aku akan menunggumu disini, teman.
me       : *tidak menghiraukan dan tetap berjalan untuk menuju ketempat berganti baju*
keluar dari tempat berganti baju, aku mulai berjalan tanpa memikirkan perkataanya. aku tidak melihat dia duduk ditempat itu, aku merasa bahagia karena tidak diganggu oleh orang itu. Aku berjalan menuju gerbang lapangan baseball.
A         : kau ingin melarikan diri?
me       : iya.
A         : apakah kata teman itu hanya sebuah status?
me       : iya.
A         : *meraih tangan alika dan membuatnya naik ke motor A*
Dilain sudut ada Z yang sedang menatap alika dan pria Australia itu dari kejauhan. A dan Alika pergi bersama, mereka pergi ke arah mall karena A ingin mengajak alika nonton bioskop. Z mengikuti mereka hingga ke dalam bioskop. kursi yang diduduki oleh Z pun tepat dibelakang A sehingga A tidak mengetahuinya. Alika merasa tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan oleh A. Malam itu film yang mereka tonton adalah kisah dari luar negri yang karakter wanitanya mirip dengan sifat alika.
A         : nikmati tontonan hari ini. pemeran utamanya memiliki karakter sama seperti mu, keras kepala.
me       : ya.
Z          : “mirip dari mana, kata dalam hatinya”.
Sepanjang film itu di putar alika mencoba mempelajari maksud dari film itu. Dan mencoba memikirkan tentang kelakuan yang selama ini dia lakukan terhadap dirinya dan orang lain. Pemikirannya amat kritis tenatng karakter pemeran utama itu, namun dia juga punya alasan mengapa dia begitu keras kepala dan alasan yang dia miliki berbeda dengan yang di film. Selesai sudah filmnya dan alika minta izin ke toilet. A pun menyetujui keinginan alika. Bukan alika jika tidak melakukan hal gila. Dia pergi bukan ke toilet melainkan pulang kerumah. Dan dia pergi diam-diam tanpa sepengetahuan A. Langkahnya kembali terhenti setelah dia ditarik oleh Z (pria berstyle hitam). Dia dibawa oleh Z menuju pintu belakang menuju parkiran mobilnya. Tanpa banyak bicara alika pun mengikuti arah jalannya Z. Kemudian Z membukakan pintu mobilnya dan memasangkan safety belt pada alika. Setelah itu Z pun masuk kedalam mobilnya dan mulai mengendarakan mobilnya.
me       : terimakasih sudah membantuku kabur.
Z          : sama-sama.
me       : jangan bantu aku lagi. aku tidak suka merepotkan orang lain.
Z          : baiklah.
me       : berhentilah di ujung jalan itu.
Z          : aku tidak mendengarnya. *ngebut*
me       : tolong berhentilah. aku tidak ingin terus-terus dibantu oleh mu. *berteriak dan menangis*
Z          : *berhenti mendadak* kau ingin berhentikan? silahkan turun!
me       : *melihat sekeliling dengan heran* #posisi berhenti ditepi bukit tinggi yang sepi *turun dari mobil*
Jarum jam telah menunjukkan angka 20.00wib sehingga sekeliling sudah gelap dan hanya diterangi oleh lampu jalan. Alika turun dari mobil dan meilihat sekitar, tampak tak percaya bahwa dia berada ditempat asing namun dia sudah mengatakan untuk menurunkannya dari mobil Z. Alika melihat betapa indahnya cahaya lampu kota yang terlihat dari bukit itu. Kemudian terdiam dan tampa sadar air mata telah membasahi pipinya.
Z          : nikmati keheningan mala mini. Aku tau kmu begitu menyukai keheningan.
me       : kamu tidak tau aku.
Z          : aku mengenal kamu.
me       : tapi aku tidak mengenal kamu.
Z          : coba kamu lihat bintang yang terang itu.
me       : *menatapi bintang*
Z          : disitulah tempat kamu selalu curahkan semua perasaanmu ketika malam, bukan?
me       : tidak.
Z          : kamu selalu melakukan kegiatan curhat di atap rumahmu, bukan?
me       : iya.
Z          : aku tau semua tentang mu dan mengapa kamu seperti ini. coba kamu teriak sekencang-kencangnya disini. lepaskan semua yang menganjal dihati. dan lampiaskan amarahmu pada teriakanmu.
me       : aku tidak bisa.
Z          : dicobalah terlebih dahulu sebelum kamu makin terselimuti oleh kesedihan.
me       : aku menyukai kesedihan.
Z          : aku akan contohkan. *Teriak*
me       : *teriak sambil menangis*
Z          : *memeluk alika*
Tanpa terasa jarum jam telah menunjukkan angka 10. Mereka telah bersama selama tiga jam dan mereka habiskan untuk sama-sama saling menenangkan diri masing-masing. Amarah, kesedihan dan trauma semua bisa Z rasakan ketika memeluk alika. Alikapun menangis dipelukan Z dan mampu mengeluarkan gejolak dihidupnya.
me       : terimakasih telah ada disampingku untuk melepaskan gejolak hati. *masih memeluk Z*
Z          : menangislah jika itu masih menyakitkan.
me       : *menangis kembali*
Z          : setelah kamu menangis, lupakan semua gejolak itu perlahan. kalau kamu tidak bisa kamu bisa memikirkan kebahagiaanmu saat-saat dahulu. rasakan kebahagiaan itu. bangkitkan kembali kebahagiaan yang dulu.
me       : *membayangkan kebahagiaannya ketika masih memiliki kedua orang tua dan adik*
Z memeluk alika semakin erat dan alika merasakan kehangatan pelukan itu sehingga bayangan dia ialah berada dipelukan keluarganya. Air mata itu kini hilang dan memunculkan senyuman kebahagiaan di wajah alika, meskipun Z tidak melihat secara langsung tapi ia turut merasakan hangatnya senyuman kebahagiaan yang telah diekspresikan oleh alika.
me       : aku merasakan nyaman bersamamu. tapi aku tidak tau siapa kamu, dari mana dan bagaimana kamu bisa mengetahui aku?
Z          : aku adalah pelindungmu.
me       : aku tidak merasa membutuhkan perlindungan dari mu.
Z          : tapi aku sudah menjadi pelindungmu sejak kamu lahir dibumi.
me       : apa? aku fikir mitologi malaikat pelindung hanya ada di cerita-cerita zaman dahulu.
Z          : hanya beberapa orang saja yang beruntung memiliki pelindung.
me       : apa yang membuatku menjadi manusia special sehingga memiliki pelindung?
Z          : karena luka yang ada dihidupmu lah yang membuatku harus hadir secara nyata. dan ini atas pinta kedua orang tua mu.
me       : apa? kamu kenal orang tua ku?
Z          : aku kan sudah bilang bahwa tugasku ini atas pinta kedua orang tuamu. tidak mungkin aku melakukan tugas ini tanpa kehendak dari pemberi tugas.
me       : berarti kamu bukan manusia ya?
Z          : aku sudah dirancang untuk menjadi manusia setelah disetujui.
me       : memangnya kamu berasal dari mana?
Z          : aku berasal dari bintang yang kamu sering ajak bicara tiap malam.
me       : jadi kamu tau segalanya juga ya?
Z          : iyya.
me       : masa hidup mu seberapa lama? apa tugasmua sudah berakhir setelah kejadian hari ini?
Z          : aku tidak tau kapan tugas ini akan berakhir. Yang pasti kekuatanku akan melemah ketika tugasku berakhir.
me       : kekuatanmu sekarang sudah melemah?
Z          : belum. kenapa?
me       : lihatlah jam. saat ini sudah menunjukkan pukul 23.20 wib. aku harus pulang, bsok ada kuliah pagi.
Z          : jadi maksud mu, kmu ingin aku mengatarmu pulang dengan kekuatanku?
me       : aku ingin menguji kekuatan malaikat pelindungku.
Z          : baiklah. kau ingin memelukku lagi atau hanya berpegangan tangan?
me       : kamu sudah pandai mengejekku. kita berpegangan tangan saja.
Z          : baiklah, pegang erat-erat tanganku. *mereka berlari dengan sangat kencang dengan kekuatan Z*
#tiba di rumah alika
Z          : kita sudah sampai
me       : woow… seru sekali memiliki kekuatan seperti itu. aku jadi iri ingin memiliki kekuatan seperti itu.
Z          : kita kan berbeda, kamu manusia sementara aku makhluk dari luar bumi.
me       : baiklah. terimakasih atas bantuanmu malam ini. aku bahagia bisa mnegenalmu.
Z          : iyya. sudah tugasku membahagiakanmu. sudah sana masuk rumah.
me       : *melangkah* *menoleh*  haii… siapa namamu?
Z          : panggil aku Zamuel
me       : nama yang aneh. baiklah. selamat malam zamuel.
Z          : malam
me       : *menoleh* zam..
Z          : iya. ada apa?
me       : *menghampiri dan mengecup pipi Z* *berlari kedalam rumah*
Z          : *kaget dan terdiam membisu didepan rumah alika*
Z pun pulang dengan perasaan yang berdebar-debar. Jantungnya berdeguk kencang. Sehingga badannya tak mampu berjalan dengan benar. Dilain sisi, alika ternyata sudah merasakan adanya getaran cinta pada Z. Namun dia merasa malu mengungkapkannya. Malam itu dia menceritakan pada langit namun tanpa terdengar suara curhatannya. Ia menyimpan perasaan itu didalam hatinya. Karena ia takut Z mengetahui segalanya dan malah meninggalkannya.

Pagi itu,
Alika harus mulai bergegas pergi kekmpus. Matakuliah yang pernah dia tidak masuk karena terlambat maka kali ini ia sudah berangkat dari rumah lebih pagi. Disebrang jalan dia kaget karena ada A yang sudah sengaja menunguku. Dia memintaku untuk berangkat bareng dengan nya. Namun aku menolak karena aku teringat dengan insiden tadi malam.
A         : tenang saja, aku tidak akan mencelakakanmu. Please try to believe me.
Me       : im sorry. Aku benar-benar ingin olahraga sembari kekampus.
A         : Baiklah. aku akan ikut berjalan denganmu.
Me       : kalau kamu kuat berjalan ya silahkan saja.
A         : kenapa? apa kamu menghawatirkanku?
Me       : aku tidak mengkhwatirkan mu. silahkan saja bila kau ingin mengikuti caraku.
Mereka berjalan bersama melewati gang kecil lalu melewati jalan utama dan lampu merah kemudian mereka naik kereta bersama. Hari itu penumpang kereta cukup padat, posisi mereka sama-sama tidak nyaman karena desak-desakan membuat mereka menjadi semakin dekat bahkan tidak ada pembatas antara alika dan A seperti pembatasan yang selama ini telah dibuat oleh alika. Posisi mereka semakin dekat dan tatapan kedua nya pun saling bertemu. Namun tidak lama tatapan itu bertemu karena kereta telah berhenti distasiun tujuan dan pinttu terbuka kemudian penumpang berbondong-bondong untuk bisa keluar. Tubuh kecil alika tidak mampu menahan dorongan dari para pekerja yang inginkeluar dari kereta. Namun A menarik tangan alika dan kemudian mengengam alika serta melindunginya dari dorongan para karyawan yang sedang terburu-buru keluar dari kereta. Alika hanya terkejut dengan sikap A, kemudian berusaha untuk memberontak. Namun A tidak mengizinkan alika jauh dari pelukannya. Kereta kembali bergerak, pelukan itu pun berakhir. Tiba di stasiun yang dituju, alika berjalan secepat mungkin karena waktu sudah hamper terlambat untuk masuk kelas jam pertama. A hanya bisa mengikuti dari belakang, dilain sudut terdapat Z yang sedang mengawasi mereka berdua. Jam pelajaran dimulai, alika dan A datang tepat waktu sehingga mereka bisa mengikuti kegiatan belajar hari itu.
Jam kuliah telah berakhir, hari itu alika juga tidak memiliki kegiatan lain sehingga ia memutuskan untuk pulang cepat. Di gerbang universitas, alika bertemu dengan Z dan A. Mereka berdua ternyata sengaja menunggu alika keluar. Alika tidak mengindahkan keadaan mereka. Alika berlari sekuat tenaga, a dan Z mengejar alika sebisa mungkin. Z tidak ingin menggunakan kekuatanya karena ada A disampingnya. Mereka berlari berkejar-kejaran, lalu di simpang jalan terjadilah kecelakaan antara truk dan alika. Tubuh mungil alika terpental sejauh 5 meter dan dua pria dibelakangnya pun berusaha berlari untuk melihat kondisi alika. A dan Z berteriak histeris melihat alika mengeluarkan darah dikepalanya. Alika hanya berkata, “kalian mau apa dengan ku?”. Kemudian alika pingsan. Ambulan datang membawa alika kerumah sakit. Supir truk yang menabrak alika dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keteranggan. Alika harus menangani operasi dibagian kepalanya akibat benturan trotoar jalan. Operasi berjalan selama 3 jam. A dan Z hanya bisa menunggu diluar ruang operasi. Tak lama, dokter yang mengoperasi alika keluar dan hanya bisa memberi tahu bahwa operasi telah berhasil dilakukan namun kondisi alika masih harus dipantau 24jam jadi belum diperbolehkan ada yang menjengguknya. A pergi ke tempat administrasi karena berniat untuk membayar pengobatan alika. Sesampainya di tempat administrasi ternyata pengobatan alika sudah dilunasi oleh Z. A tidak bisa berbuat apa-apa sehingga ia memutuskan untuk kembali menunggu alika di ruang tunggu. Z kembali menggunakan kekuatannya untuk masuk kedalam alam mimpi alika.
Ternyata alika sedang berada di hutan salju bersama kedua orang tuanya. Mereka tampaknya sangat bahagia bisa bersama, Z hanya bisa melihat dari balik pohon dan berniat untuk kembali ke dunia nyata saja. Tak berapa lama kakinya melangkah, ia terdiam ketika mendengar teriakan “jangan pergi aku tak mau hidup tanpa kalian, bawalah aku pergi”. Z membalikan badannya dan mengejar alika sebelum terlambat. Ia memeluk alika dan berkata “jangan tinggalkan aku sendiri tanpamu. Kembalilah demi aku”. Alika hanya diam ketika seseorang yang suaranya ia ingat namun wajahnya tidak terlihat jelas. Alikapun berkata “aku merindukan ayah ibuku. Aku ingin mereka kembali atau bahkan aku ingin ikut kemanapun mereka pergi. Aku benar-benar tidak mau sendiri”. Z menangis dan berteriak histeris sambil berkata “kembalilah demi aku, aku akan menemani hidupmu. Aku akan menggantikan mereka disisimu. Kembalilah ku mohon!!!”. Lalu mereka saling memeluk satu sama lain sambil menangis, tatapan alika tetap kearah punggung kedua orang tuanya yang semakin menjauh darinya. Lalu semuanya kembali ke tubuh masing-masing. Z terhempas keluar dari mimpi alika dan alika kembali ke tubuhnya. Sore nan cerah itu membangunkan alika dari tidur panjangnya selama 2 hari. Orang pertama yang ia lihat adalah Z barulah A yang ia lihat. Namun alika hanya bangun dan melihat kedua orang itu kemudian berkata “ kalian siapa?”. A terkejut dengan respon alika, A lalu memanggil dokter untuk memeriksa alika. Lalu dokter menjelaskan hasil CT scan terhadap A dan Z, hasilnya menunjukkan bahwa alika mengalami lupa ingatan sementara akibat benturan trotoar jalan saat kecelakaan. Kejadian ini umum dialami bagi orang yang pernah mengalami kecelakaan. Sepertinya ia juga punya trauma terhadap hidupnya sehingga ini juga yang memicu pengingatannya yang mulai kabur dari dia. Jadi mereka diharapkan untuk sabar menghadapi sikap alika yang bisa berubah-ubah.
Kembali keruangan alika, mereka melihat alika sednag bermain dengan boneka yang diberikan oleh suster perawat. A menghampiri alika kemudian mengajak bermain bersama, tetapi alika memberontak dan mengusir A dari ruangannya. Z tidak ingin masuk karena ia tak sanggup menahan tangisnya yang sudah ia bending dari dalam ruang dokter. Ia berlari ke taman lalu berteriak untuk melepaskan rasa sakit dihatinya kemudian hujan pun turun dengan deras, ia hanya menangis disana. Alika merasakan sakit ketika hujan turun, aku teringat masa-masa ketika orang tuaku kecelakaan. Waktu itu umurku baru 10 tahun, kami sepulang dari piknik dan memancing bersama ayah ibu. Kemudian hujan pun turun sangat deras sehingga pandangan ayah terganggu kemudian terlihat cahaya mobil truk diarah yang berlawanan, ayah tak mampu mengendalikan mobilnya kemudian tabrakan pun terjadi. Tubuhku terpental keluar sementara mobil yang kami tumpangi masuk jurang lalu terbakar. Diriku ditemukan oleh polisi dihutan penuh dengan luka goresan. Tidak ada yang mengatakan bahwa orang tuaku telah meninggal. Mereka merahasiakannya padaku. 3 hari setelah aku sadar dan sudah mulai membaik maka aku baru diberitaukan duka itu. Aku tidak bisa melihat apakah itu jenazah keduaorg tuaku atau bukan. Polisi mengatakan tubuh mereka sulit untuk diidentifikasi karena ledakan dimobil itu membuat semua bagian tubunya tak utuh lagi. Mengingat kembali semua kenangan pahit itu membuatku kembali pingsan dan tak sadarkan diri selama seminggu. Selama seminggu aku ditemani oleh A dan Z. kedua pria itu hadir menemani dan memantau keadaanku. Pada saat aku tertidur panjang, aku mendengar suara sosok yang ku kenali tapi tak terlihat jelas wajahnya. Suara itu yang membuatku terbangu, “kumohon kembalilah padaku. Jangan tinggalkan aku!”. Ketika aku sadar aku melihat sekeliling gelap namun ada pria yang sedang menangis didekat tangaku. Wajahnya bersih bersinar namun aku tidak mampu melihatnya dengan jelas hanya suaranya yang ku kenali. Aku kembali memejamkan mataku.
Keesokan harinya aku mulai bangun dan melihat pria yang tertidur didekat tanganku, nampaknya pria ini yang semalam menangis didekatku. Aku berusaha menyingsingkan rambut yang menutupi wajahnya. Aku terkejut melihat wajahnya, wajah pria yang sangat bersih bersinar semalam adalah wajah seperti ini. Kemudian pria itu bangun dan melihat aku sudah sadar ia kemudian memelukku dengan erat. Aku melihat pria lain juga dipintu yang sepertinya tidak jadi masuk. Pelukannya sama seperti yang pernah ku rasakan sebelumnya. Aku tidak bisa menyebutkan nama nya, lalu aku berkata “ siapa kamu?”. “perkenalkan namaku Zamuel. Siapa namamu?” begitulah Z berkata kepada alika. “namaku… namaku…a..” alika berusaha mengingat namanya. “ sudah tidak apa-apa adik manis. Apa kau lapar?” said Z. Aku hanya mengangukkan kepalaku. Kemudian suster perawat datang membawakan makanan. Aku duduk dan Z menyuapini ku. “terimakasih. Maaf aku lupa dengan namamu siapa kak?” said alika. “makanlah yang banyak supaya kau bisa menghafal namaku dengan lancar” said Z sambil menerapkan senyum di bibirnya. Aku hanya bisa tersenyum juga sembari mengingat namanya. Entah mengapa aku tidak bisa menghafal siapa dia tapi aku merasa pernah mengingat dia saat mendengar suaranya dan saat dia memelukku. Tak bisa ku pungkiri bahwa diriku menyukainya. Pria bersayap emas. 
_To be Continue_