Halaman

Kamis, 04 Desember 2014

ANALISI PROYEK untuk UKM pembuatan ES BALOK





TUGAS
ANALISIS PROYEK
(UKM Pengolahan Air menjadi Es Balok)



Kelompok               : 2 (Dua)
1. Arini Mega P.K  / 31411160      4. Mega Nurul F        / 34411383
2. Bayu Dwi P         / 31411420      5. Putriamara Abi N / 35411678
3. Galih Hari K       / 39411142      6. Wahyu Seto S        / 37411909
Tanggal                   : 3 November 2014 
Kelas                        : 4ID02


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014




BAB 1
Pendahuluan

1.1    Latar Belakang
       Perikanan merupakan suatu kegiatan ekonomis yang mempunyai peluang pasar yang cukup besar dalam mencapai kesejahteraan bagi manusia melalui proses produksi hasil perikanan. Ikan merupakan salah satu makanan yang cepat membusuk. Kecepatan proses pembusukan dari ikan salah satunya dipengaruhi oleh suhu. Suhu dianggap penting karena suhu dapat berperan penting dalam hal pengawetan alami bagi ikan. Hal tersebutlah yang menyebabkan dibutuhkannya suatu cara dalam mengolah suhu agar dapat menyajikan ikan dengan kualitas terbaik, yaitu dengan pembuatan es balok.
Pendirian pabrik es adalah suatu unit produksi untuk membuat dan menghasilkan es dalam bentuk es balok ataupun flake ice sebagai bahan pembantu untuk mendinginkan hasil perikanan dalam rangka mempertahankan mutu ikan.
Pekerjaan pendirian pabrik es terdiri dari pekerjaan sipil yaitu bangunan pabrik dan pekerjaan mekanikal yaitu instalasi unit refrigerasi atau unit pendingin dimana dalam unit ini terjadi proses pendinginan/pembekuan bahan baku air menjadi es. Adapun komponen yang di instal ini  antara lain adalah  compressor, condensor, receiver, evaporator (verdamper), brine tank (bak air garam), suction trap, accumulator, oil separator, agitator, control valve dan instalasi listrik sebagai sumber tenaga untuk menggerakan unit pendingin tersebut.
Secara teknis, jika seluruh komponen yang di instal ini tidak sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan (salah perhitungan), maka proses pembekuan air menjadi es tidak tercapai atau proses pembekuannya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak efisien, oleh karena itu penentuan, perhitungan dan pemeriksaan spesifikasi teknis dari komponen – komponen tersebut menjadi sangat penting. Jika tidak, maka hasil yang diperoleh bukannya air beku (es) tapi hanya air dingin yang tidak mempunyai nilai jual.
Proses pendinginan ini terjadi pada saat freon atau amonia (refrigerant) disirkulasikan oleh compressor keseluruh komponen dengan tekanan tinggi dan pada saat masuk ke evaporator (verdamper) melalui katup ekspansi (expantion valve) terjadi proses penurunan tekanan & temperatur (yang disebut proses pendinginan). Melalui verdamper ini, air garam dalam brine tank didinginkan  hingga mencapai suhu – 15° C atau lebih rendah lagi sehingga dapat membekukan air dalam ice can (cetakan es) yang direndam dalam brine tank tersebut.
Pabrik PT. Agronesia adalah suatu pabrik penghasil es balok yang berada di daerah Bogor. Pabrik ini didirikan pada tahun 1930, pabrik ini menjadi usaha yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya masyarakat dalam memperpanjang daya awet ikan segar. Es balok dihasilkan dengan menurunkan suhu air tawar sampai mencapai titik bekunya (0o C) dengan bantuan refrigerant berupa ammonia (NH3).

1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini ialah mengetahui proses pembuatan es balok, mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan serta kapasitas produksinya yang dilakukan pada PT. Agronesia Saripetojo Bogor.










BAB II
Landasan Teori
2.1. Sistem Refrigerasi
Sistem refrigerasi sanggat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan pada bidang refrigerasi saat ini akibat dari perkembangan sistem control yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi. Aplikasi yang paling banyak digunakan dlama sistem refrigerasi ialah untuk mengawetkan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemari es, freezer, cold storage, air conditioner/ ac window, ac split dan ac mobil. Perkembangan teknologi kali ini menuntut refrigerant yang dipasarkan itu ramah lingkungan selain aspek teknis lainnya.

2.1.1.      Refrigerasi
Perikanan sebagai suatu sistem ekonomi, adalah usaha manusia memanfaatkan sumber daya alam biologi perikanan dengan cara menerapkan kaidah teknologi secara ekonomis untuk mencapai kesejahteraan manusia melalui produksi hasil perikanan.
Menyadari besarnya peranan suhu dalam daya awet hasil perikanan mendorong manusia mengaitkan hasil perikanan itu dengan usaha refrigerasi. Yakni memanfaatkan teknologi refrigerasi guna menurunkan atau mendinginkan suhu hasil perikanan itu agar panjang daya awetnya. Jadi, kegiatan kegiatan refrigerassi hhasil perikanan adalah usaha mendinginkan hasil perikanan agar awet, guna memperoleh manfaat biologis (gizi) dan ekonomis yang setinggi-tingginya.
Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan kalor dari suatu benda/ruangan ke lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Kinerja mesin refrigerasi kompresi uap ditentukan oleh beberapa parameter, diantaranya adalah kapasitas pendinginan, kapasitas pemanasan, daya kompresi, koefisien kinerja dan faktor kinerja. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses aliran panas dan perpindahan panas. Pada dasarnya sistem refrigerasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Sistem refrigerasi mekanik
Sistem refrigerasi ini menggunakan mesin-mesin penggerak atau dan alat mekanik lain dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi mekanik di antaranya adalah:
a. Siklus Kompresi Uap (SKU)
b. Refrigerasi siklus udara
c. Kriogenik/refrigerasi temperatur ultra rendah
d. Siklus Sterling
2.    Sistem refrigerasi non mekanik
Berbeda dengan sistem refrigerasi mekanik, sistem ini tidak memerlukan mesin-mesin penggerak seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi non mekanik di antaranya:
a.  Refrigerasi termoelektrik
b.  Refrigerasi siklus absorbs
c.  Refrigerasi steam jet
d.  Refrigerasi magnetic dan Heat pipe
Dewasa ini, penerapan siklus-siklus refrigerasi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari. Industri refrigerasi dan tata udara telah berkembang sangat pesat dan sangat variatif, demi memenuhi kebutuhan pasar yang sangat bervariasi.

2.1.2    Siklus Refrigerasi
Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor yang berada di sekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap sehingga temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi mengingat penguapan memerlukan kalor.
Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di evaporator dan dibuang ke kondensor. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor uap refrigeran

2.1.3    Komponen Sistem Refrigerasi
Mekanik mesin pendingin terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing dihubungkan dengan menggunakan pipa-pipa tembaga atau selang pada akhirnya merupakan sebuah system yang bekerja secara serempak (simultan).
1. Kompresor
Kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Pada saat yang sama kompresor menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari evaporator dan mengkompresinya menjadi uap bertekanan tinggi sehingga uap akan tersirkulasi.
Kebanyakan kompresor yang dipakai saat ini adalah dari jenis torak. Ketika torak bergerak turun dalam silinder, katup hisap terbuka dan uap refrigerant masuk dari saluran hisap ke dalam silinder. Pada saat torak bergerak ke atas, tekanan uap di dalam silinder meningkat dan katup hisap menutup, sedangkan katup tekan akan terbuka, sehingga uap refrigean akan ke luar dari silinder melalui saluran tekan menuju ke kondensor.
2. Kondensor
     Kondensor juga merupakan salah satu komponen utama dari sebuah mesin pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap super-heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah pengembunan/condensing), maka kalor harus dibuang dari uap refrigeran. Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari :
a.         Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
b.        Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bek

2.1.4     Siklus Kompresi Uap
Dari sekian banyak jenis-jenis sistem refigerasi, namun yang paling umum digunakan adalah refrigerasi dengan sistem kompresi uap. Komponen utama dari sebuah siklus kompresi uap adalah kompresor, evaporator, kondensor dan katup expansi.
Gambar 1.1. Skema Siklus Kompresi Uap
Pada siklus kompresi uap, di evaporator refrigeran akan ‘menghisap’ panas dari lingkungan sehingga panas tersebut akan menguapkan refrigeran. Kemudian uap refrigeran akan dikompres oleh kompresor hingga mencapai tekanan kondensor, dalam kondensor uap refrigeran dikondensasikan dengan cara membuang panas dari uap refrigeran ke lingkungannya. Kemudian refrigeran akan kembali di teruskan ke dalam evaporator. Proses-proses yang berlangsung pada siklus kompresi uap diatas adalah sebagai berikut:
1.        Proses kompresi (1-2)
       Proses ini dilakukan oleh kompresor dan berlangsung secara isentropik adiabatik. Kondisi awal refrigerant pada saat masuk ke dalam kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah mengalami kompresi refrigerant akan menjadi uap bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropik, maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat.
2.        Proses kondensasi (2-3)
       Proses ini berlangsung didalam kondensor. Refrigeran yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi yang berasal dari kompresor akan membuang kalor sehingga fasanya berubah menjadi cair. Hal ini berarti bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran dengan lingkungannya (udara), sehingga panas berpindah dari refrigeran ke udara pendingin yang menyebabkan uap refrigeran mengembun menjadi cair.
3.    Proses expansi (3-4)
       Proses expansi ini berlangsung secara isoentalpi. Hal ini berarti tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi pada katup expansi yang berbentuk pipa kapiler atau orifice yang berfungsi untuk mengatur laju aliran refrigeran dan menurunkan tekanan.
4.    Proses evaporasi (4-1)
       Proses ini berlangsung secara isobar isothermal (tekanan konstan, temperatur konstan) di dalam evaporator. Panas dari lingkungan akan diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan rendah sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah. Kondisi refrigeran saat masuk evaporator sebenarnya adalah campuran cair dan uap.

2.1.5     Refrigerant
Refrigeran adalah fluida kerja utama pada suatu siklus refrigerasi yang bertugas menyerap panas pada temperatur dan tekanan rendah dan membuang panas pada temperatur dan tekanan tinggi. Umumnya refrigeran mengalami perubahan fasa dalam satu siklus. Media pendingin (cooling media) adalah media yang digunakan untuk mengantarkan efek refrigerasi ke tempat yang membutuhkan.
Sistem pendingin udara pada unit yang besar, seperti bangunan komersial, menempatkan siklus pendingin terpusat pada suatu tempat. Dan ruangan yang menggunakan efek refrigerasi relatif jauh dari unit ini, untuk keperluan ini adalah lebih baik menggunakan medium lain daripada harus mensirkulasikan refrigeran ke tiap ruangan. Medium yang lain inilah yang disebut medium pendingin atau sering juga diistilahkan refrigeran sekunder. Medium yang umum digunakan adalah air, glycol, dan larutan garam. Cairan absorbent (liquid absorbent) adalah cairan yang digunakan untuk menyerap uap refrigeran. Istilah ini hanya dijumpai pada siklus absorpsi. Contoh yang umum dijumpai adalah lithium bromida dan ammonia.




BAB III
Gambaran Perusahaan
3.1       Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini mengalami beberapa perubahan yang diawali pada zaman kolonial Belanda. Pada zaman kolonial Belanda didirikan pada tahun 1930 di Jalan Deendelsweg No. 24 Bandung. Perusahaan ini merupakan cabang dari NV Verenigde Ys. Fabrieken yang berpusat di Surabaya. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tanggal 19 November 1931 dengan kapasitas kecil.
            Pada tahun 1943 kepemilikan pabrik es diambil oleh Dai Sehjo Kojo yang berpusat di Jakarta. Kemudian pada tahun 1946 sampai 1958 pabrik es direnovasi oleh NV Verenigde Ys. Fabrieken dengan kapasitas es mengalami peningkatan. Pada tahun 1958 perusahaan ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia.
            Pada tahun 1964 melalui Peraturan Perdana Menteri RI tanggal 14 Desember 1964 No. 188/BPM/1964 jo PP No. 7 Tahun 1964 bernama PN Parwita Jasa. Pada tahun 1979 sampai 1999 melalui Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 15/PD-DPRD-GR/64 serta perubahannya No. 8 Tahun 1979 merupakan perusahaan berbentuk perusahaan daerah di bawah Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat dengan nama Perusahaan Daerah (disingkat PD). Nama perusahaan ini adalah PD Makanan Minuman Kerta Sari Jawa Barat (disingkat PD MAMIN).
            Pada Juni 2002 sampai dengan sekarang perusahaan PD Industri Provinsi Jawa Barat berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas (disingkat PT) dengan nama PT. Agronesia yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman RI No. Y.A7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 2-10-1990 serta Akta Notaris Popy Kuntari Sutersna, SH, M. Hum No. 2002.
PT. Agronesia yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 memiliki empat divisi usaha, yaitu Divisi Industri Teknik Karet, Divisi Industri Es, Divisi Industri Kemasan Plastik, dan Divisi Industri Makanan Minuman. Pabrik es dengan merk Saripetojo merupakan pabrik pengolahan es di bawah Divisi Industri Es yang saat ini mempunyai empat lokasi pabrik es yang tersebar di wilayah Jawa Barat, yaitu Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Cirebon.
PT. Agronesia Saripetojo Bogor juga memiliki visi dan misi dalam melayani konsumennya. Visi yang dimiliki oleh PT. Agronesia Saripetojo Bogor adalah “dengan azaz-azaz profesionalisme PT. Agronesia berdaya saing tinggi serta menjadi andalan pandapatan asli daerah dan pemegang saham lainnya dalam era globalisasi”.
Sedangkan, misi dari PT. Agronesia Saripetojo Bogor adalah pertama: selalu meningkatkan pelayanan bagi kepuasan pelanggan. Kedua: pengelolaan perusahaan yang profesional disertai dengan keaktifan, transparan dan keadilan. Ketiga: menciptakan ‘iklim’ yang kondusif dalam peningkatan etos kerja. Keempat: meningkatkan IPTEK, Riset dan Pengembangan. 


BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1    Gambaran Diagram Proses Pabrik
Proses produksi es balok merupakan suatu siklus yang berkesinambungan. Artinya proses yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan atau saling berkaitan. Pada PT. Agronesia Saripetojo proses produksi es balok menggunakan sistem pendinginan secara tidak langsung karena menggunakan fluida perantara berupa larutan garam.

Proses produksi es balok berawal dari pengisian air bak pendingin merupakan tahap pertama yang harus dilewati. Pengisian air bak pendingin adalah dengan air murni (H2O), dan garam (NaCl). Kedua bahan tersebut diaduk dan disirkulasikan dengan menggunakan alat kipas putar oleh motor listrik (agiator) sehingga larutan garam bersirkulasi selama kipas berjalan. Suhu yang dibutuhkan untuk mengaduk sampai menjadi larutan garam dalam bak pendingin (yang berisi cetakan) adalah -160C sampai dengan -180C.

    Proses selanjutnya adalah mesin kompresor memproses amonia (NH3) dari bentuk embun dengan suhu mencapai -160C sampai dengan -180C. Amonia yang diproses akan berubah bentuk menjadi gas panas. Suhu dari gas amonia adalah 1400C sampai dengan 1500C. Artinya menghisap amonia gas dingin, selanjutnya menekan hingga gas amonia dialirkan melalui pipa-pipa menuju kondensor dengan tekanan tinggi. Di antara pipa dari kompresor ke kondensor ada tabung  pemisah antara gas amonia dan oli pelumas untuk menghindari aus pada mesin. Oli tersebut harus dibuang. Oli yang dibuang menghasilkan uap panas yang dapat membuat mata terasa pedih. Proses ini disebut proses tab oli.
    Senyawa kimia yang telah diproses tadi masuk ke dalam alat yang bernama kondensor. Kondensor adalah suatu alat dari bahan pipa-pipa besi tebal. Prosesnya adalah gas amonia panas dialirkan ke pipa-pipa dan didinginkan dengan cara disiramkan dengan air. Suhu pada saat pendingin tersebut adalah ± 220C pada pipa-pipa tersebut, sehingga mencapai suhu liquid antara 400C dan gas amonia  berbentuk cair kembali dan selanjutnya ditampung pada tabung receiver.  Tabung receiver adalah suatu alat yang terbuat dari pipa besi yang tebal. Fungsi dari tabung ini adalah untuk menampung amonia cair dari kondensor sebelum diteruskan ke evaporator.

   Evaporator adalah alat untuk menghisap udara panas yang terbuat dari pipa-pipa besi tebal sehingga bisa menghisap udara panas yang ada dalam larutan garam dengan suhu mencapai -160C sampai dengan -180C. Udara ini bersirkulasi dengan air murni dari mata air. Air murni dalam cetakan es, udara panasnya dihisap oleh larutan garam sehingga air dalam cetakan membeku menjadi es balok dengan suhu -160C sampai dengan -180C.
Setiap waktu tertentu dengan rutin atau terjadwalkan oli qoller yang ada dalam pipa evaporator harus dibuang untuk menghindari terhambatnya proses  pendinginan. Air murni dari mata air ditampung dalam bak penampungan. Air tersebut selanjutnya dipompakan ke bak penyaring dengan lapisan-lapisan saringan (proses filtrasi). Air yang dari bak penyaring dialirkan ke bak pembagi untuk mengisi cetakan-cetakan es. Cetakan es yang telah terisi air, selanjutnya di masukkan ke dalam bak pendingin dengan menggunakan meisn derek. Proses pembekuan air murni dalam bak pembekuan membutuhkan waktu antara 18 sampai dengan 24 jam. Setelah itu, cetakan es yang berisi es balok diangkat dengan menggunakan mesin derek menuju bak celup. Kemudian setelah itu diangkat kembali menuju bak jungkat-jangkit. Bak ini berfungsi untuk membantu keluarnya es dari dalam cetakan menuju tempat pendistribusian. 

Agar kualitas es baik maka untuk pendistribusian ke agen-agen atau konsumen, maka setelah air murni dan mata air dimasukkan ke dalam cetakan es selanjutnya dimasukkan ke dalam bak pendingin. Di dalam cetakan es berisi air dihembuskan udara jernih. Proses ini disebut dengan proses blower. Proses ini dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa dari karet. Fungsi dari proses ini adalah agar es yang dihasilkan tidak berwarna putih. Proses ini juga disebut dengan kristalisasi karena es yang dihasilkan berwarna bening. 



4.1    Mesin dan Peralatan pada Pabrik
Mesin dan peralatan biasanya digunakan untuk menunjang proses produksi. Mesin dan peralatan yang biasanya digunakan untuk proses produksi pada perusahaan PT. Agronesia Saripetojo yaitu sebagai berikut.
Tabel Mesin dan Peralatan Penunjang Produksi
Sumber: PT. Agronesia Saripetojo, 2014
Gambar
Nama Alat
Keterangan

Drum Penampungan Air
·      Air yang berasal dari sumur bor.
·      Drum ini terdapat di Pabrik Atas.

Filling Tank
·      Berfungsi untuk mengisi air baku ke dalam cetakan.
·      Alat ini terdapat pada setiap bak (pada gambar terdapat di Pabrik Bawah).

Kondensor
·        Mendinginkan NH3(g) dengan proses curah.
·        Air yang digunakan disedot dari bawah kemudian disiramkan ke pipa-pipa yang berisi NH3(g)

Agitator
·        Mencampur air dengan garam pada proses pendinginan
·        Menyebarkan air garam di dalam bak pembekuan

Kompresor
·        Memproses NH3(g) dingin menjadi NH3(g) panas.


4.2    Proses Kerja dari tiap Mesin dan Peralatan
Pada proses produksi es balok peran operator mesin kompresor sangat penting. Hal ini disebabkan oleh pada saat proses produksi operator tersebut tidak boleh lalai dalam melihat tekanan gas yang dihasilkan (dalam satuan Bar) serta suhu (dengan satuan Celsius) dari kompresor tersebut.
Setiap hari mulai dari pagi sampai dengan malam operator mesin kompresor melakukan pemeriksaan. Selain itu operator mesin kompresor ini juga memperhatikan kadar amonia (NH3), garam (NaCl), dan energi listrik yang tepakai selama melakukan proses produksi. Setiap hasil pemerikasaan tersebut ditulis dalam bentuk worksheet dan diserahkan kepada Asisten Manager Produksi untuk dikoreksi kembali. Operator mesin kompresor juga mengawasi es balok yang tidak layak untuk dipasarkan ke konsumen. Biasanya es balok yang tidak layak dipasarkan adalah es balok yang berwana putih (tidak di-blower), ompong (tidak ada cetakan), dan asin (cetakan bocor sehingga larutan garam bercampur dengan es).

4.3    Kapasitas Produksi Proyek Pabrik
Kapasitas produksi pada PT. Agronesia Saripetojo sebesar 10 ton/hari dengan kapasitas sumber air minimal 15 ton/hari. Sumber air yang digunakan berasal dari air yang berasal dari sumber mata air. Kapasitas yang mampu diproduksi sebesar 10 ton/ hari memiliki berat sebesar 50 kg/unit sebanyak 208 es balok/ hari. 



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1       Kesimpulan
            Hasil dari pengamatan pada PT. Agronesia Saripetojo Bogor adalah  pada proses produksi bahan yang digunakan adalah air yang bersumber dari mata air. Selain itu juga proses produksi es balok yang terdapat di PT. Agronesia Saripetojo Bogor tergolong pada pada proses produksi continue. Hal ini disebabkan oleh antara proses yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Selain itu juga fasilitas yang dirancang hanya untuk satu macam produk saja.
Mesin dan peralatan yang digunakan berupa drum penampung air, filling tank, kondesor, agitator dan kompresor. Kapasitas produksi pada PT. Agronesia Saripetojo sebesar 10 ton/hari dengan berat sebesar 50 kg/unit sebanyak 208 es balok/ hari.
                         
5.2       Saran
            Penulis menyarankan kepada PT. Agronesia Saripetojo Bogor bahwa seharusnya melakukan pelatihan untuk menunjang produktivitas dari operator mesin kompresor. Pelatihan yang dapat dilakukan adalah workshop dan pengenalan mengenai ISO.   
  
Daftar Pustaka