Selamat Soooreee... silahkann membaca lagii kawan.. :)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pagi itu aku memilih
untuk jogging karena ini hari minggu dan aku merasa penat dengan banyak
kejadian yang menganggu hidupku. Aku aktifkan hp dan pasang earphone aku
bergegas untuk memulai joggingku.
Tak terasa jarum jam
telah menunjukkan kearah angka 11. Panas matahari sudah semakin menyakitkan.
Aku pilih untuk menyudahi kegiatan jogging dan memilih untuk belanja bulanan.
Aku berjalan kearah supermarket dekat tempat ku jogging. Disana aku melihat ada
seorang anak kecil berusia 7 tahun sedang menangis didekat bangku taman. Tak
tega melihatnya menagis seorang diri maka aku menghampirinya.
me :
hallo anak manis, mengapa kau menagis disini? Dimana ibu bapak mu?
her :
*menangis*
me :
*merogoh kantong* ini kakak ada permen rainbow. Apa kamu mau?
her :
rainbow? apa itu kak? *sambil mengusap air matanya sendiri*
me :
apa? kamu tidak tau rainbow?
her :
tidak kak.
me :
baiklah akan kakak beri tau asalkan kamu berjanji padaku untuk tidak menangis
ya.
her :
baiklah kak.
me :
permen rainbow ini permen sejuta rasa. bisa memulihkan perasaanmu ketika sedih.
kamu pernah lihat hujan?
her :
aku pernah lihat kak.
me :
apa kamu pernah bermain dengan hujan?
her :
tidak kak.
me :
cobalah sesekali kau nikmati air hujan. dan apa kau tau setelah hujan berhenti
apa yang terjadi?
her :
aku tidak tau kak. aku tidak pernah keluar rumah. ibuku selalu memarahi ku bila
pergi keluar rumah.
me :
ibumu takut kamu sakit makanya tidak mengizinkanmu keluar rumah. nanti bila
kmau sudah besar kamu bisa menikmati hujan. dan cobalah lihat dari jendela apa
yang terjadi ketika hujan. karena setelah hujan pastilah ada pancaran warna
warni di langit yang mampu membuat hatimu bahagia.
her :
baiklah kak. kak, apa aku boleh memakannya?
me :
boleh. makan saja. begini cara menikmati makanan ini, *mengeluarkan permen dari
kantong lagi*. tanganmu sudah memegang permennya?
her :
sudah kak. baiklah, satu..dua..tiga,.. cheers…
#keduanya sama-sama menikmati permen
rainbow itu dan tertawa bersama hingga permen yang mereka makan telah habis.
me :
dek, ibumu kemana?
her :
dia bilang hanya ingin ke toilet. tapi aku sudah dibangku ini lama sekali kak.
me :
baiklah, ikut kaka ke tempat bapak yang bisa menjagamu dan mencarikan ibumu ya.
her :
kaka yakin aku akan bertemu ibuku lagi?
me :
kaka yakin. apa kamu ragu dengan ku?
her :
tidak kak. kak… terimakasih sudah membuat tidak menangis.
me :
sama-sama.
#berjalan menuju kantor polisi
me :
selamat siang pak.
pol :
siang. ada perlu apa?
me :
saya menemukan anak ini sedang menangis taman. bisakah bapak membantunya
menemukan ibunya?
pol :
baiklah saya akan mencarikannya.
me :
hubungi saya bila terjadi sesuatu ya pak. *melampirkan no hp saya*
her :
kaka, tidak bisakah kau menemaniku dalam mencari ibuku?
me :
maaf yaa adik cantik saya sudah ada jadwal untuk selanjutnya. nanti aku akan
mengusahakan menemuimu jika terjadi sesuatu. ceritakan semuanya tentang ibumu kepada
pak polisi sehingga dirimu mudah menemukannya.
her :
baik kak. kaka hati-hati ya.
#pergi meninggalkannya.
Aku pergi dengan berat
hati meninggalkan anak kecil itu. Aku pun lupa tidak menanyakan siapa namanya.
Setidaknya dia bahagia bisa membantu anak itu melupakan ketakutannya. Akupun
berjalan menuju supermarket dan harusa bisa selesai pada jam 3 sore karena jam
4 harus latihan baseball. Aku bergegas memilih belanjaan yang aku perlukan dan
mengeliminasi belanjaan yang harganya terlalu mahal serta tidak ku butuhkan.
Aku bergegas menuju kasir namun langkahku terhenti ketika aku harus bertemu
dengan teman sekelasku si pria Australia itu. Dia memanggilku dan aku berusaha
untuk tidak menghiraukannya. Sampai pada suatu ketika dia berlari dan menarik tanganku.
A :
kamu semalam dijemput siapa?
me :
aku tidak tau.
A :
tidak mungkin kamu tidak tau. sudah jelas kamu pergi dengannya.
me :
don’t judge me. And go away from me. *berjalan menjauhinya*
A :
aku hanya ingin menjadi temanmu.
me :
*langkahku terhenti*
A :
aku benar-benar ingin menjadi temanmu. tidak bisakah dirimu menerimaku?
me :
*berjalan menghampirinya* baiklah kita berteman. sudah?
A :
tidak ada teman yang seperti ini. kamu harus tunjukkan kehangatanmu.
me :
maaf aku tidak bisa. beginilah aku. terima saja dengan sifatku.
A :
aku tau mengenai semua lukamu. jadi kamu hanya perlu memaafkan masa lalu mu.
me :
kamu tidak mengerti tenatng luka yang ku miliki. maaf teman aku sudah
terlambat.
A :
aku akan mengantarmu.
me :
tidak terima kasih.
A :
orang yang tidak kamu kenal, kmu mau diajak pulang dengan nya. tapi dengan
teman yang sudah kamu terima ini kamu tolak.
me :
aku tidak ingin berhutang budi. bagiku hutang budi terlalu besar harganya
sehingga aku ttidak mampu membayarnya.
A :
bila kamu tidak mampu membayarnya, kamu bisa membalasnya dengan menghormati dan
mengerti usahaku.
me :
maaf aku tidak bisa. *berjalan secepat mungkin*
A :
*berlari dan mengengam tangannya*
Z :
*memegang tangan me*
me :
maksud kalian itu apa sih? kamu? *menatap kearah pria style hitam*
Z :
lepaskan tangannya. aku sudah ada janji dengannya terlebih dahulu.
A :
tidak. kmu bukan temannya. sementara aku temannya.
Z :
jangan ganggu dia. dia tidak ingin denganmu.
me :
aku tidak ingin dengan kalian. *pergi melepaskan keduanya*
Z :
dengar itu! *menatap A dengan tatapan tidak suka*
A :
alika aku temanmu..
me :
*berjalan* “ aku tau kamu temanku tapi aku tidak ingin kalian bersikap seperti
padaku”;dalam hati berkata.
Aku mencoba untuk
berlari dari mereka pria yang aneh dan hanya bisa mengacaukan jadwalku. jarum
jam ku sudah menunjukkan keangka setengah 4 dan aku masih disekitar
supermarket. aku berlari sekuat tenaga dengan mengendong belanjaat dipungungku.
dan kaget ketika mobil menyenggolku. aku tersungkur tapi tidak ada yang sakit
ataupun terluka. aku hanya kaget untuk yang kesekian kali.
Z :
kamu tidak apa-apa?
me :
menurut mu?
Z :
bangunlah. aku akan mengantarmu.
me :
tidak, aku bisa pergi sendiri.
lagi-lagi Z menarik tangan alika dan membuatnya
terduduk didalam mobilnya. keheningan sore itupun semakin menjadi. aku mencoba
memulai perkataan.
Z :
aku tau apa yang ingin kamu katakana
me :
apa yang ingin aku katakana?
Z :
tentang siapa diriku bukan?
me :
dari mana kmu tau? apa kamu memata-mataiku?
Z :
aku tau dari semua tatapan matamu.
me :
kau berusaha menipu ku. sejak kapan tatapan mata bisa memberikan pertanyaan
yang ada dipikiran seseorang?
Z :
percayalah aku hanya ingin kamu aman. aku bukan orang yang kamu pikir buruk.
me :
kmu selalu muncul disaat aku kesulitan akhir-akhir ini. kamu suka mengacaukan
dan memperbaikinya. aku hanya bingung sebenarnya kmu itu siapa?
Z :
kita sudah sampai. kamu tadi buru-burukan? silahkan mulai rutinitasmu.
me :
? aku tidak akan banyak bertanya lagi padamu. aku ucapkan terimakasih dan maaf
tidak bisa mebalasnya dengan uang ataupun apapun. kamu salah jika harus
membantuku, aku bukan anak orang kaya. aku hanya punya diriku dan rumah
peninggalan orang tuaku. jadi jauhkan aku atau kamu akan kecewa. mobil mu,
style dan tutur katamu menandakan bahwa kamu adalah orang baik dan kaya raya.
kamu akan malu dan tidak mendapatkan apa-apa jika berdekatan denganku. silahkan menjauh karena kamu masih memiliki
kesempatan untuk memilih yang terbaik sesuai levelmu. *berjalan*
Z :
aku akan pergi.
Mendengan kalimat itu
membuat alika menjadi senang karena itu yang dia mau, hidup sendiri jauh dari
orang-orang parasit. Dia masuk kedalam dan mulai berganti baju latihan serta
mulai latihan.
Pas jam 6 merupakan jam
berakhirnya latihan baseball hari ini. Aku pergi menuju ruang ganti dan
terkejut ketika berjalan melihat teman (pria Australia) itu sedang duduk
disana. Aku berusaha berjalan dengan tidak melihatnya.
A :
jangan berpura-pura tidak melihatku.
me :
*masih tetap berjalan*
A :
cepatlah berganti. aku akan menunggumu disini, teman.
me :
*tidak menghiraukan dan tetap berjalan untuk menuju ketempat berganti baju*
keluar dari tempat berganti baju, aku
mulai berjalan tanpa memikirkan perkataanya. aku tidak melihat dia duduk
ditempat itu, aku merasa bahagia karena tidak diganggu oleh orang itu. Aku
berjalan menuju gerbang lapangan baseball.
A :
kau ingin melarikan diri?
me :
iya.
A :
apakah kata teman itu hanya sebuah status?
me :
iya.
A :
*meraih tangan alika dan membuatnya naik ke motor A*
Dilain sudut ada Z yang sedang menatap
alika dan pria Australia itu dari kejauhan. A dan Alika pergi bersama, mereka
pergi ke arah mall karena A ingin mengajak alika nonton bioskop. Z mengikuti
mereka hingga ke dalam bioskop. kursi yang diduduki oleh Z pun tepat dibelakang
A sehingga A tidak mengetahuinya. Alika merasa tidak nyaman dengan perhatian
yang diberikan oleh A. Malam itu film yang mereka tonton adalah kisah dari luar
negri yang karakter wanitanya mirip dengan sifat alika.
A :
nikmati tontonan hari ini. pemeran utamanya memiliki karakter sama seperti mu,
keras kepala.
me :
ya.
Z :
“mirip dari mana, kata dalam hatinya”.
Sepanjang film itu di
putar alika mencoba mempelajari maksud dari film itu. Dan mencoba memikirkan
tentang kelakuan yang selama ini dia lakukan terhadap dirinya dan orang lain. Pemikirannya
amat kritis tenatng karakter pemeran utama itu, namun dia juga punya alasan
mengapa dia begitu keras kepala dan alasan yang dia miliki berbeda dengan yang
di film. Selesai sudah filmnya dan alika minta izin ke toilet. A pun menyetujui
keinginan alika. Bukan alika jika tidak melakukan hal gila. Dia pergi bukan ke
toilet melainkan pulang kerumah. Dan dia pergi diam-diam tanpa sepengetahuan A.
Langkahnya kembali terhenti setelah dia ditarik oleh Z (pria berstyle hitam).
Dia dibawa oleh Z menuju pintu belakang menuju parkiran mobilnya. Tanpa banyak
bicara alika pun mengikuti arah jalannya Z. Kemudian Z membukakan pintu
mobilnya dan memasangkan safety belt pada alika. Setelah itu Z pun masuk
kedalam mobilnya dan mulai mengendarakan mobilnya.
me :
terimakasih sudah membantuku kabur.
Z :
sama-sama.
me :
jangan bantu aku lagi. aku tidak suka merepotkan orang lain.
Z :
baiklah.
me :
berhentilah di ujung jalan itu.
Z :
aku tidak mendengarnya. *ngebut*
me :
tolong berhentilah. aku tidak ingin terus-terus dibantu oleh mu. *berteriak dan
menangis*
Z :
*berhenti mendadak* kau ingin berhentikan? silahkan turun!
me :
*melihat sekeliling dengan heran* #posisi berhenti ditepi bukit tinggi yang
sepi *turun dari mobil*
Jarum jam telah menunjukkan
angka 20.00wib sehingga sekeliling sudah gelap dan hanya diterangi oleh lampu
jalan. Alika turun dari mobil dan meilihat sekitar, tampak tak percaya bahwa
dia berada ditempat asing namun dia sudah mengatakan untuk menurunkannya dari
mobil Z. Alika melihat betapa indahnya cahaya lampu kota yang terlihat dari
bukit itu. Kemudian terdiam dan tampa sadar air mata telah membasahi pipinya.
Z :
nikmati keheningan mala mini. Aku tau kmu begitu menyukai keheningan.
me :
kamu tidak tau aku.
Z :
aku mengenal kamu.
me :
tapi aku tidak mengenal kamu.
Z :
coba kamu lihat bintang yang terang itu.
me :
*menatapi bintang*
Z :
disitulah tempat kamu selalu curahkan semua perasaanmu ketika malam, bukan?
me :
tidak.
Z :
kamu selalu melakukan kegiatan curhat di atap rumahmu, bukan?
me :
iya.
Z :
aku tau semua tentang mu dan mengapa kamu seperti ini. coba kamu teriak
sekencang-kencangnya disini. lepaskan semua yang menganjal dihati. dan
lampiaskan amarahmu pada teriakanmu.
me :
aku tidak bisa.
Z :
dicobalah terlebih dahulu sebelum kamu makin terselimuti oleh kesedihan.
me :
aku menyukai kesedihan.
Z :
aku akan contohkan. *Teriak*
me :
*teriak sambil menangis*
Z :
*memeluk alika*
Tanpa terasa jarum jam
telah menunjukkan angka 10. Mereka telah bersama selama tiga jam dan mereka
habiskan untuk sama-sama saling menenangkan diri masing-masing. Amarah,
kesedihan dan trauma semua bisa Z rasakan ketika memeluk alika. Alikapun
menangis dipelukan Z dan mampu mengeluarkan gejolak dihidupnya.
me :
terimakasih telah ada disampingku untuk melepaskan gejolak hati. *masih memeluk
Z*
Z :
menangislah jika itu masih menyakitkan.
me :
*menangis kembali*
Z :
setelah kamu menangis, lupakan semua gejolak itu perlahan. kalau kamu tidak
bisa kamu bisa memikirkan kebahagiaanmu saat-saat dahulu. rasakan kebahagiaan
itu. bangkitkan kembali kebahagiaan yang dulu.
me :
*membayangkan kebahagiaannya ketika masih memiliki kedua orang tua dan adik*
Z memeluk alika semakin erat dan alika
merasakan kehangatan pelukan itu sehingga bayangan dia ialah berada dipelukan
keluarganya. Air mata itu kini hilang dan memunculkan senyuman kebahagiaan di
wajah alika, meskipun Z tidak melihat secara langsung tapi ia turut merasakan
hangatnya senyuman kebahagiaan yang telah diekspresikan oleh alika.
me :
aku merasakan nyaman bersamamu. tapi aku tidak tau siapa kamu, dari mana dan
bagaimana kamu bisa mengetahui aku?
Z :
aku adalah pelindungmu.
me :
aku tidak merasa membutuhkan perlindungan dari mu.
Z :
tapi aku sudah menjadi pelindungmu sejak kamu lahir dibumi.
me :
apa? aku fikir mitologi malaikat pelindung hanya ada di cerita-cerita zaman
dahulu.
Z :
hanya beberapa orang saja yang beruntung memiliki pelindung.
me :
apa yang membuatku menjadi manusia special sehingga memiliki pelindung?
Z :
karena luka yang ada dihidupmu lah yang membuatku harus hadir secara nyata. dan
ini atas pinta kedua orang tua mu.
me :
apa? kamu kenal orang tua ku?
Z :
aku kan sudah bilang bahwa tugasku ini atas pinta kedua orang tuamu. tidak
mungkin aku melakukan tugas ini tanpa kehendak dari pemberi tugas.
me :
berarti kamu bukan manusia ya?
Z :
aku sudah dirancang untuk menjadi manusia setelah disetujui.
me :
memangnya kamu berasal dari mana?
Z :
aku berasal dari bintang yang kamu sering ajak bicara tiap malam.
me :
jadi kamu tau segalanya juga ya?
Z :
iyya.
me :
masa hidup mu seberapa lama? apa tugasmua sudah berakhir setelah kejadian hari
ini?
Z :
aku tidak tau kapan tugas ini akan berakhir. Yang pasti kekuatanku akan melemah
ketika tugasku berakhir.
me :
kekuatanmu sekarang sudah melemah?
Z :
belum. kenapa?
me :
lihatlah jam. saat ini sudah menunjukkan pukul 23.20 wib. aku harus pulang,
bsok ada kuliah pagi.
Z :
jadi maksud mu, kmu ingin aku mengatarmu pulang dengan kekuatanku?
me :
aku ingin menguji kekuatan malaikat pelindungku.
Z :
baiklah. kau ingin memelukku lagi atau hanya berpegangan tangan?
me :
kamu sudah pandai mengejekku. kita berpegangan tangan saja.
Z :
baiklah, pegang erat-erat tanganku. *mereka berlari dengan sangat kencang
dengan kekuatan Z*
#tiba di rumah alika
Z :
kita sudah sampai
me :
woow… seru sekali memiliki kekuatan seperti itu. aku jadi iri ingin memiliki
kekuatan seperti itu.
Z :
kita kan berbeda, kamu manusia sementara aku makhluk dari luar bumi.
me :
baiklah. terimakasih atas bantuanmu malam ini. aku bahagia bisa mnegenalmu.
Z :
iyya. sudah tugasku membahagiakanmu. sudah sana masuk rumah.
me :
*melangkah* *menoleh* haii… siapa
namamu?
Z :
panggil aku Zamuel
me :
nama yang aneh. baiklah. selamat malam zamuel.
Z :
malam
me :
*menoleh* zam..
Z :
iya. ada apa?
me :
*menghampiri dan mengecup pipi Z* *berlari kedalam rumah*
Z :
*kaget dan terdiam membisu didepan rumah alika*
Z pun pulang dengan
perasaan yang berdebar-debar. Jantungnya berdeguk kencang. Sehingga badannya
tak mampu berjalan dengan benar. Dilain sisi, alika ternyata sudah merasakan
adanya getaran cinta pada Z. Namun dia merasa malu mengungkapkannya. Malam itu
dia menceritakan pada langit namun tanpa terdengar suara curhatannya. Ia
menyimpan perasaan itu didalam hatinya. Karena ia takut Z mengetahui segalanya
dan malah meninggalkannya.
Pagi itu,
Alika harus mulai
bergegas pergi kekmpus. Matakuliah yang pernah dia tidak masuk karena terlambat
maka kali ini ia sudah berangkat dari rumah lebih pagi. Disebrang jalan dia
kaget karena ada A yang sudah sengaja menunguku. Dia memintaku untuk berangkat
bareng dengan nya. Namun aku menolak karena aku teringat dengan insiden tadi
malam.
A :
tenang saja, aku tidak akan mencelakakanmu. Please try to believe me.
Me :
im sorry. Aku benar-benar ingin olahraga sembari kekampus.
A :
Baiklah. aku akan ikut berjalan denganmu.
Me :
kalau kamu kuat berjalan ya silahkan saja.
A :
kenapa? apa kamu menghawatirkanku?
Me :
aku tidak mengkhwatirkan mu. silahkan saja bila kau ingin mengikuti caraku.
Mereka berjalan bersama
melewati gang kecil lalu melewati jalan utama dan lampu merah kemudian mereka
naik kereta bersama. Hari itu penumpang kereta cukup padat, posisi mereka
sama-sama tidak nyaman karena desak-desakan membuat mereka menjadi semakin
dekat bahkan tidak ada pembatas antara alika dan A seperti pembatasan yang
selama ini telah dibuat oleh alika. Posisi mereka semakin dekat dan tatapan
kedua nya pun saling bertemu. Namun tidak lama tatapan itu bertemu karena
kereta telah berhenti distasiun tujuan dan pinttu terbuka kemudian penumpang
berbondong-bondong untuk bisa keluar. Tubuh kecil alika tidak mampu menahan
dorongan dari para pekerja yang inginkeluar dari kereta. Namun A menarik tangan
alika dan kemudian mengengam alika serta melindunginya dari dorongan para
karyawan yang sedang terburu-buru keluar dari kereta. Alika hanya terkejut
dengan sikap A, kemudian berusaha untuk memberontak. Namun A tidak mengizinkan
alika jauh dari pelukannya. Kereta kembali bergerak, pelukan itu pun berakhir.
Tiba di stasiun yang dituju, alika berjalan secepat mungkin karena waktu sudah
hamper terlambat untuk masuk kelas jam pertama. A hanya bisa mengikuti dari
belakang, dilain sudut terdapat Z yang sedang mengawasi mereka berdua. Jam
pelajaran dimulai, alika dan A datang tepat waktu sehingga mereka bisa
mengikuti kegiatan belajar hari itu.
Jam kuliah telah
berakhir, hari itu alika juga tidak memiliki kegiatan lain sehingga ia
memutuskan untuk pulang cepat. Di gerbang universitas, alika bertemu dengan Z
dan A. Mereka berdua ternyata sengaja menunggu alika keluar. Alika tidak
mengindahkan keadaan mereka. Alika berlari sekuat tenaga, a dan Z mengejar
alika sebisa mungkin. Z tidak ingin menggunakan kekuatanya karena ada A
disampingnya. Mereka berlari berkejar-kejaran, lalu di simpang jalan terjadilah
kecelakaan antara truk dan alika. Tubuh mungil alika terpental sejauh 5 meter
dan dua pria dibelakangnya pun berusaha berlari untuk melihat kondisi alika. A
dan Z berteriak histeris melihat alika mengeluarkan darah dikepalanya. Alika
hanya berkata, “kalian mau apa dengan ku?”. Kemudian alika pingsan. Ambulan
datang membawa alika kerumah sakit. Supir truk yang menabrak alika dibawa ke
kantor polisi untuk dimintai keteranggan. Alika harus menangani operasi
dibagian kepalanya akibat benturan trotoar jalan. Operasi berjalan selama 3
jam. A dan Z hanya bisa menunggu diluar ruang operasi. Tak lama, dokter yang
mengoperasi alika keluar dan hanya bisa memberi tahu bahwa operasi telah
berhasil dilakukan namun kondisi alika masih harus dipantau 24jam jadi belum
diperbolehkan ada yang menjengguknya. A pergi ke tempat administrasi karena
berniat untuk membayar pengobatan alika. Sesampainya di tempat administrasi ternyata
pengobatan alika sudah dilunasi oleh Z. A tidak bisa berbuat apa-apa sehingga
ia memutuskan untuk kembali menunggu alika di ruang tunggu. Z kembali
menggunakan kekuatannya untuk masuk kedalam alam mimpi alika.
Ternyata alika sedang
berada di hutan salju bersama kedua orang tuanya. Mereka tampaknya sangat
bahagia bisa bersama, Z hanya bisa melihat dari balik pohon dan berniat untuk
kembali ke dunia nyata saja. Tak berapa lama kakinya melangkah, ia terdiam
ketika mendengar teriakan “jangan pergi aku tak mau hidup tanpa kalian, bawalah
aku pergi”. Z membalikan badannya dan mengejar alika sebelum terlambat. Ia
memeluk alika dan berkata “jangan tinggalkan aku sendiri tanpamu. Kembalilah
demi aku”. Alika hanya diam ketika seseorang yang suaranya ia ingat namun
wajahnya tidak terlihat jelas. Alikapun berkata “aku merindukan ayah ibuku. Aku
ingin mereka kembali atau bahkan aku ingin ikut kemanapun mereka pergi. Aku
benar-benar tidak mau sendiri”. Z menangis dan berteriak histeris sambil
berkata “kembalilah demi aku, aku akan menemani hidupmu. Aku akan menggantikan
mereka disisimu. Kembalilah ku mohon!!!”. Lalu mereka saling memeluk satu sama
lain sambil menangis, tatapan alika tetap kearah punggung kedua orang tuanya
yang semakin menjauh darinya. Lalu semuanya kembali ke tubuh masing-masing. Z
terhempas keluar dari mimpi alika dan alika kembali ke tubuhnya. Sore nan cerah
itu membangunkan alika dari tidur panjangnya selama 2 hari. Orang pertama yang
ia lihat adalah Z barulah A yang ia lihat. Namun alika hanya bangun dan melihat
kedua orang itu kemudian berkata “ kalian siapa?”. A terkejut dengan respon
alika, A lalu memanggil dokter untuk memeriksa alika. Lalu dokter menjelaskan
hasil CT scan terhadap A dan Z, hasilnya menunjukkan bahwa alika mengalami lupa
ingatan sementara akibat benturan trotoar jalan saat kecelakaan. Kejadian ini
umum dialami bagi orang yang pernah mengalami kecelakaan. Sepertinya ia juga
punya trauma terhadap hidupnya sehingga ini juga yang memicu pengingatannya
yang mulai kabur dari dia. Jadi mereka diharapkan untuk sabar menghadapi sikap
alika yang bisa berubah-ubah.
Kembali keruangan
alika, mereka melihat alika sednag bermain dengan boneka yang diberikan oleh
suster perawat. A menghampiri alika kemudian mengajak bermain bersama, tetapi alika
memberontak dan mengusir A dari ruangannya. Z tidak ingin masuk karena ia tak
sanggup menahan tangisnya yang sudah ia bending dari dalam ruang dokter. Ia
berlari ke taman lalu berteriak untuk melepaskan rasa sakit dihatinya kemudian
hujan pun turun dengan deras, ia hanya menangis disana. Alika merasakan sakit
ketika hujan turun, aku teringat masa-masa ketika orang tuaku kecelakaan. Waktu
itu umurku baru 10 tahun, kami sepulang dari piknik dan memancing bersama ayah
ibu. Kemudian hujan pun turun sangat deras sehingga pandangan ayah terganggu
kemudian terlihat cahaya mobil truk diarah yang berlawanan, ayah tak mampu
mengendalikan mobilnya kemudian tabrakan pun terjadi. Tubuhku terpental keluar
sementara mobil yang kami tumpangi masuk jurang lalu terbakar. Diriku ditemukan
oleh polisi dihutan penuh dengan luka goresan. Tidak ada yang mengatakan bahwa
orang tuaku telah meninggal. Mereka merahasiakannya padaku. 3 hari setelah aku
sadar dan sudah mulai membaik maka aku baru diberitaukan duka itu. Aku tidak
bisa melihat apakah itu jenazah keduaorg tuaku atau bukan. Polisi mengatakan
tubuh mereka sulit untuk diidentifikasi karena ledakan dimobil itu membuat
semua bagian tubunya tak utuh lagi. Mengingat kembali semua kenangan pahit itu
membuatku kembali pingsan dan tak sadarkan diri selama seminggu. Selama
seminggu aku ditemani oleh A dan Z. kedua pria itu hadir menemani dan memantau
keadaanku. Pada saat aku tertidur panjang, aku mendengar suara sosok yang ku
kenali tapi tak terlihat jelas wajahnya. Suara itu yang membuatku terbangu,
“kumohon kembalilah padaku. Jangan tinggalkan aku!”. Ketika aku sadar aku
melihat sekeliling gelap namun ada pria yang sedang menangis didekat tangaku.
Wajahnya bersih bersinar namun aku tidak mampu melihatnya dengan jelas hanya
suaranya yang ku kenali. Aku kembali memejamkan mataku.
Keesokan harinya aku
mulai bangun dan melihat pria yang tertidur didekat tanganku, nampaknya pria
ini yang semalam menangis didekatku. Aku berusaha menyingsingkan rambut yang
menutupi wajahnya. Aku terkejut melihat wajahnya, wajah pria yang sangat bersih
bersinar semalam adalah wajah seperti ini. Kemudian pria itu bangun dan melihat
aku sudah sadar ia kemudian memelukku dengan erat. Aku melihat pria lain juga
dipintu yang sepertinya tidak jadi masuk. Pelukannya sama seperti yang pernah
ku rasakan sebelumnya. Aku tidak bisa menyebutkan nama nya, lalu aku berkata “
siapa kamu?”. “perkenalkan namaku Zamuel. Siapa namamu?” begitulah Z berkata
kepada alika. “namaku… namaku…a..” alika berusaha mengingat namanya. “ sudah
tidak apa-apa adik manis. Apa kau lapar?” said Z. Aku hanya mengangukkan
kepalaku. Kemudian suster perawat datang membawakan makanan. Aku duduk dan Z
menyuapini ku. “terimakasih. Maaf aku lupa dengan namamu siapa kak?” said
alika. “makanlah yang banyak supaya kau bisa menghafal namaku dengan lancar”
said Z sambil menerapkan senyum di bibirnya. Aku hanya bisa tersenyum juga
sembari mengingat namanya. Entah mengapa aku tidak bisa menghafal siapa dia
tapi aku merasa pernah mengingat dia saat mendengar suaranya dan saat dia
memelukku. Tak bisa ku pungkiri bahwa diriku menyukainya. Pria bersayap
emas.
_To be Continue_