Gambar
1.1 Batu Gunung Dingklik yang Sudah Jadi
Batu gunung gamping ini
merupakan salah satu mata pencaharian tambahan bagi desa gunung dingklik
,ponjong, Wonosari, Yogyakarta. Bagi penduduk sekitar pekerjaan ini merupakan
tambahan namun dilakukan layaknya pekerjaan utama. Hal ini yang bisa disebut
dengan Opportunitas. Untungnya tidak seberapa namun ruginya pun tidak ada bila
tidak ingin menggunakan.
Kali ini saya ingin
berbagi pengalaman saya selama ada didesa ini. Saya berkenalan dengan seorang
pekerja pembuat batu ini namun ia tidak ingin nama aslinya tersebar luas.
Tetapi kebetulan pakde saya kenal dengan seorang yang saya ajak wawancara. Selain
itu memank kebetulan sekali pakde saya ternyata juga salah satu bagian dari
mereka. Namun pakde saya tidak ingin difoto hanya ingin berargumen dengan saya.
Gambar
1.2 Daerah Tempat Pembuatan Batu Ukir
Gambar ini merupakan
tanda bekas pembuatan batu cetaknya. Walaupun sekilas bagi orang awam ini
seperti limbah atau sisa pembuatan yang tak terurus namun bila dicermati lagi
tempat ini benar-benar masih dipakai untuk memahat batu.
Gambar
1.3 Proses Kerja Pembuatan Batu
Bapak ini salah satu
pekerja. Pekerjaan beliau setiap hari membuat batu dengan alat sederhana. Hanya
menggunkan potongan kayu serta pahatan selain itu beliau menggunakan baskom
untuk menyingkirkan kikisan batu dalam proses pahat. Bapak ini tiap hari bekerja
dari jam 7 pagi hingga jam 12 siang. Pekerjaan dilanjutkan bila beliau sudah
menyelesaikan proses mengarit rumput diladang untuk pakan sapinya, kemudian
makan siang, sholat dzuhur, keladang lagi dan terakhir kembali ketempat ini.
Kira-kira beliau mulai kerja lagi jam 3 hingga jam 5 sore.
Hampir disemua pekerja
ini selalu melakukan aktifitasnya sama seperti bapak ini. Mereka sanggat
bersahaja dengan waktu dan tidak memaksakan untuk bekerja yang penting
ibadahnya tepat waktu. Bagi penduduk sini hidupnya tidak akan berhenti bila ia
hanya hidup pas-pasan. Beda sekali dengan orang kota. Yang notabene lebih
memikirkan pekerjaannya dari pada keluarga dan kecintaan kepada Allah SWT. Ini
merupakan pengalaman yang paling berharga bagi saya.
Gambar 1.4
Proses Pembuatan Batu
Bapak ini dalam sehari mampu menyelesaikan 7-8 batu
ukir ini. Dengan peralatan sederhana dan hanya dengan semanggat beliau
tergolong cukup hebat mampu menyelesaikan 7-8 batu. Tapi bila orang kota lihat pekerjaan
mudah yang tak mungkin hanya 8 batu yang terselesaikan. Namun bagi orang awam
sulit sekali mengikir batu hingga jadi seperti itu. Karena berat dari batu itu sebesar 25 kg,
lebar 20cm dan panjangnya bisa 1 m.
Gambar 1.5
Proses Pembuatan Batu Secara Keseluruhan
Pekerjaan ini dilakukan
bila mereka sudah dipesan untuk pembuatan rumah. Satu batu yang didapat sebesar
RP 8000/buah bila dibeli diatas karena
tempat kerja beliau terletak dibagian bawah seperti itu. Namun bila beli
dibawah tanpa mengalami proses menganggkut keatas maka harganya berkisar Rp
7000/buah. Tetapi bila konsumen membelinya diyogyakarta maka harganya berbeda
bisa berkisar Rp 15.000/buah – Rp 20.000/buah. Perbedaan harga ini sudah diatur
sesuai tingkat kesulitan. Bila konsumen ingin murah silahkan membeli tanpa
diangkut keatas alias mengangkut sendiri, bila ingin membeli diatas bisa saja
namun silahkan bawa sendiri kerumah masing-masing, namun bila ingin dianterkan
hingga kerumah masing-masing maka harganya pun jauh lebih mahal. Silahkan
konsumen yang memilih sendiri sesuai budjet masing-masing.
Gambar 1.6
Proses Pengankatan Batu
Sore itu saya mencoba
untuk mengangkat batu karya para tangan besi itu, namun saya kurang kuat selain
itu saya takut bila mengangkatnya tidak dengan teknik yang benar maka batu itu
bisa saja mencelakakan saya atau bahkan hancur. Hasil tempat yang telah terpakai
untuk pemahatan dapat digunakan kembali untuk bercocok tanam karena batu itu
habis dan bisa tembus ketanah yang dapat menguntungkan bagi penduduk sekitar
pula.
Gambar ini diambil hari
minggu, 11 Agustus 2013 jam 17.00 WIB tepatnya digunung dingklik, Umbulrejo, Ponjong, Gunung Kidul, Wonosari, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar