Hai sobatt penaa.,
selamat malam.
semoga kalian sehat semua ya...
oya.,
saya minta maaf ya kmrn gk jd netusin lahi. sebab saya sudah lelah diperjlnn dan pas ketemu orang tua bawaannya ngobrol...
tapi hari ni kmbli sepi. oya,sikon didepok sdng gerimiss. jadi hati2 dijln ya kawand...
malam ni cmn mau sdkt cerita...
liburan dirumah tuh seru..,
bakar ayam, tz ketawa ketiwi brng. ,,
skrng?
sepi bgt. yg dihadepin cmn tumpukan kertas. klo bete cmnn bs dngrn musikk. klo tlp someone dy pny urusan superr sibuk...
jadi sadar nya saya lbh baik tdk gnggu org tu. dan lupaakan. bahas yg lain aja.
hari ni asistensi bendel statistika. bab 1 & 3,,
sensasinya tuh hot bgt...
haahhaaaaa
ni aja lg nymbibikin laporannya... syalalaaa...
Senin, 19 November 2012
Sabtu, 17 November 2012
Halooo.,,
selamat soreee...
selamat malam minggu....
hari ni adalah hari sabtu,17 november 2012
sabtu merupakan hari ritual saya bwt back to my parent.
haahaaii...
sudah dua mingguan saya tidak plng. Dan ni sabtu nya saya bwt kmbli dg Kereta. Biasanya cmn sampe cawang tp kali ni harus sampe bksi. ongkosnya cukup mhl. waktu tu sampe bksi 12.500 skrg..? ya ampuunnn jadi 16.500. menurut perhitungan anak kost uang segitu bisa bwt mkn ayam bakar plus jus buah. atau bisa bwt beli pulssaa. hhaaaahhaa *dasar pengeretan*
tapi bersyukur dg hrg spt tu saya bisa nyobain duduk dilantainya. klo gk? saya jadi ratu mulu ddk manis diatas. haahhhaaa
perjlnan belum berakhr. ni baru sampe buaran. oya., klo mo ke rumah bisa mencapai bujet 25.000 - 30.000 haahhaaa
sebab klo dari stasiun masih dua kali naik angkotnya. tz belum klo lapernya. tp alhmdulillah lagii saya trnyt pny keluarga istimewa. ayah trnyt mau jmput., jadi uang ongkos bs bwt jjn lain kalii deh... iyeeakhh...
semanggat malam mingguan ya....
nnt crt2 lagiii...
Senin, 05 November 2012
Tokoh Kresna
Jatidiri dan Sikap Hidup Kresna (25)
|
Di India Kresna mendapat banyak sebutan, antara lain Arisudana, Acyuta, Janardana, Gowinda, Hari, Hrisikesa, Yogeswara, Kesawa, Kesinisudhana dan Warsneya (Bhagawadgita, 1867: XXXVI)
Dalam cerita pewayangan Kresna mendapat sebutan Prabu Harimurti, Padmanaba, Narayana, Kesawa, Wasudewa, Wisnumurti, Danardana, Janardana, dan Dewaki. Ia bernama Kresna karena tubuh, tulang dan sumsumnya hitam. Ia bernama Pabmanaba karena mempunyai bunga Wijayakusuma yang berkhasiat untuk menghidupkan orang sedunia yang mati sebelum takdir kematiannya. Ia bernama Narayana karena penjelmaan dewa yang berkuasa mendinginkan panas hati semua makhluk hidup. Ia bernama Kesawa karena mempunyai kesaktian untuk bertiwikrama berwujud Kalamertyu. Ia bernama Wasudewa karena ia dewa terpilih. Ia bernama Darnadana karena kaya raya, segala keinginananya terlaksana, segala yang dikehendaki datang dengan sendirinya. (Siswoharsojo, 1956:11)
Sejak kecil sampai masa dewasa Kresna dilahirkan sebagai manusia luar biasa. Ia diasuh oleh Antagupta (dalam cerita India) atau Sagopa (dalam cerita pewayangan). Sejak bayi ia disusui oleh iblis betina bernama Putana suruhan Kangsa untuk membunuhnya, tetapi Putana dihisap air susunya hingga mati (Dowson, 1957:165). Iblis yang akan membunuh Kresna dengan mengoleskan racun pada buah dadanya itu dalam cerita Jawa kuna bernama Kotana (Kresnandhaka VI: 1). Selanjutnya cerita Kresna sejak kanak-kanak dapat dibaca dalam Bab II.
Dalam cerita pewayangan tidak banyak diceritakan kehidupan Kresna sejak kanak-kanak. Setelah menjelang dewasa Kresna berhasil membunuh Kangsa, kemudian merebut kekuasaan negara Mathura dan diserahkan kembali kepada ayah Kangsa bernama Ugrasena (Dowson, op.cit: 166). Dalam cerita India, Kangsa adalah anak Ugrasena, raja Mathura. Kekuasaan Ugrasena direbut oleh Kangsa. Dalam cerita pewayangan Kangsa lahir dari isteri Basudewa, raja Mandura, hasil hubungan gelap dengan Gorawangsa. Kemudian Kangsa merebut kekuasaan Basudewa atas kerajaan Mandura. Kresna dan Baladewa berhasil membunuh Kangsa, kemudian menyerahkan kekuasaan negara Mandura kepada Basudewa. Cerita ini dimuat dalam Lakon Kangsa Adu Jago (Naskah Reksapustaka Surakarta Nomor D.82: 18)
Basudewa dan isterinya (karya Herjaka HS tahun 2000)
Kresna mempunyai kesaktian luar biasa, dan selalu berhasil dalam perang. Ia mempunyai senjata Cakra atas pemberian dewa Agni (Dowson, op.cit.:162). Dalam cerita Adiparwa, diceritakan Kresna menerima seperangkat panah bernama Mahaksaya Mahesadi dari dewa Agni (Adiparwa, 1985: 113). Dalam cerita Kresnandaka, Kresna menerima senjata pemberian Puspakindama yang diruwat dalam wujud buaya di sungai Serayu. Puspakindama menyerahkan Cakrasudarsana (Kresnandhaka Z XXVI: 1-16). Baladewa menerima senjata dari Jambuwana yang diruwat dalam wujud ular naga. Jambuwana menyerahkan senjata dahsyat bernama Langghyala (Kresnanadhaka ZXXX: 1-5). Kesaktian Kresna juga didukung oleh terompet Pancajanya dan bunga Wijayakusuma.
Perkawinan Kresna
Sumber cerita India menceritakan, setelah tinggal di Dwaraka, Kresna melarikan Rukmini, kemudian diperistrinya. Selanjutnya Kresna kawin dengan Jembawati (anak Jambawat) dan Setyaboma (anak Satrajit). Jumlah isteri selir kurang lebih enam belas ribu dan beranak seratus delapan puluh ribu anak laki-laki. Perkawinan dengan Rukmini menghasilkan anak Pradyumna dan Charumati. Perkawinan dengan Jambawati menghasilkan anak Samba, dengan Setyaboma beranak sepuluh anak laki-laki (Dowson: 1957: 167). Dalam sastra Jawa Kuna cerita perkawinan Kresna dengan Rukmini dimuat dalam kakawin Kresnayana karangan Empu Triguna dan kakawin Hariwangsa karangan Empu Panuluh. Dalam cerita pewayangan ada beberapa versi cerita perkawinan Kresna.
Hardjowirogo dalam buku Sejarah Wayang Purwa menerangkan, Kresna mempunyai empat isteri, yaitu Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, Dewi Setyaboma dan Dewi Pretiwi. Dewi Jembawati beranak Samba, Dewi Rukmini beranak Siti Sundari, Dewi Setyaboma beranak Setyaka. Dewi Pretiwi anak Hyang Antaboga beranak Bomanarakasura (Hardjowirogo, 1982: 144). Dalam cerita lakon Sang Bomantara dijelaskan, bahwa Dewi Pretiwi mempunyai anak Ksitija (Suteja) dan Ksitisundari atau Siti Sundari (Soenarto Timoer, 1969: 2).
Padmosoekotjo dalam buku Silsilah Wayang Purwa Mawa Carita menerangkan, bahwa isteri Kresna sebanyak empat orang, yaitu Dewi Pretiwi (Nagaraja di Sumur Jalatundha), Dewi Jembawati (anak Jembawan dan Trijatha), Dewi Setyaboma (anak Prabu Setyajit, raja Lesanpura), dan Dewi Rukmini (anak Prabu Bismaka raja Kumbina). Dewi Pretiwi beranak Suteja yang kemudian menjadi raja di Trajutresna bergelar Prabu Bomanarakasura. Dewi Jembawati beranak Gunadewa dan Samba. Dewi Setyaboma beranak Siti Sundari dan Titisari. Dewi Rukmini beranak Partajumena (Padmosoekotjo Jilid V, 1984: 44)
Dalam Serat Wisnu Krama (Naskah Sanabudaya Yogyakarta Nomor PB. A128) diceritakan perkawinan Wisnu dengan Pretiwi yang beranak Yauti. Dalam cerita pedalangan diceritakan Pretiwi menjadi isteri Kresna, dan beranak Bomanarakasura.
Dalam kakawin Hariwangsa karangan Mpu Panuluh diceritakan perkawinan Kresna dengan Jembawati beranak Samba, perkawinan Kresna dengan Rukmini beranak Pradyuma (Hariwangsa Zang LII:4-5). Dalam kakawin Bomantaka disebut nama Gunadewa yaitu kawan Samba ketika Samba menggembara di hutan, kemudian bersama Kresna membunuh sang Bhoma atau sang Naraka, anak Pretiwi dengan Wisnu (Bhomantaka Zang CII-CV). Dalam cerita pewayangan Gunadewa dan Samba adalah anak Dewi Jembawati.
Cerita perkawinan Kresna dimuat dalam cerita Lakon Narayana Maling atau Kresna Kembang, berisi cerita perkawinan Kresna dengan Rukmini. Lakon Alap-alapan Setyaboma atau Kresna Pujangga berisi cerita perkawinan Kresna dengan Setyaboma. Lakon Narayana Krama berisi cerita perkawinan Kresna dengan Jembawati.
R.S. Subalidinata
Cerita Kresna
Jati Diri Kepemimpinan Kresna (11) Cerita Perkawinan Kresna
by wayang in Jati Diri Kresna
Drona jatuh cinta kepada Rukmini, putri Prabu Bismaka,
raja Kumbina, hingga terbawa dalam mimpinya.
(karya herjaka HS 1842/2008)
raja Kumbina, hingga terbawa dalam mimpinya.
(karya herjaka HS 1842/2008)
Kresna dikenal mempunyai tiga isteri, yaitu Rukmini, Setyaboma dan Jembawati. Namun ada sebuah cerita yang menyebutkan bahwa Kresna juga beristeri Pertiwi. Rupanya pendapat itu berbaur dengan cerita perkawinan Wisnu dengan Pertiwi.
Dalam bab ini akan dibeberkan tiga cerita perkawinan Kresna, yaitu perkawinan Kresna dengan Rukmini, yang dikenal dengan judul Narayana Maling atau Kresna Kembang. Perkawinan Kresna dengan Setyaboma yang dikenal dengan judul Kresna Pujangga atau Alap-alapan Setyaboma. Perkawinan Kresna dengan Jembawati, yang sering diberi judul Narayana Krama.
Berikut ini ringkasan isi cerita tentang perkawinan Kresna.
1. Perkawinan Kresna dengan Rukmini.
Bismaka, raja Kumbina, mempunyai anak perempuan bernama Rukmini. Rukmini gadis cantik rupawan, sehingga banyak raja dan ksatria yang datang melamarnya. Namun lamaran itu belum diterima olehnya, sebab Rukmini jatuh cinta kapada Narayana yang sampai saat itu belum melamarnya. Rukmini dilamar juga oleh Pendeta Drona melalui Drona jatuh cinta kepada Rukmini, putri Prabu Bismaka, raja Kumbina, hingga terbawa dalam mimpinya. (karya herjaka HS 1842/2008) raja Duryudana, tetapi Rukmini berkeberatan. Untuk menolak lamaran Duryudana, Rukmini mengajukan sayembara. Bila Pendeta Drona dapat menjelaskan makna ungkapan “Sejatining Lanang” dan “Sejatining Wadon,” Rukmini sanggup diperisterinya. Rukmini berpendirian siapa yang mengerti makna ungkapan itu, itulah suaminya. Raja Bismaka mengumumkan pendirian Rukmini itu sebagai sayembara kepada semua pelamar, termasuk raja Duryodana.
Rukmana, anak raja Bismaka, disuruh memberi tahu kepada raja Duryudana di Ngastina. Setelah mendengar sayembara yang diminta oleh Rukmini, Pendeta Drona ingin menjelaskan ungkapan sayembara itu. Pendeta Drona berkata, bila ia berhasil mempersunting Rukmini, kerajaan Kumbina akan bersatu dengan Ngastina. Keluarga Pandhawa tidak akan minta bagian kerajaan Ngastina, karena hubungan persaudaraan mereka semakin erat. Raja Duryudana amat senang, maka keinginan Pendeta Drona didukung sepenuhnya. Pendeta Drona diijinkan pergi ke Kumbina, sejumlah warga Korawa disuruh membantunya. Pendeta Drona dan warga Korawa datang di Kumbina. Mereka dipimpin oleh raja Duryudana.
Raja Bismaka duduk di atas singgasana, dihadap oleh Patih Bisawarna, para menteri, hulubalang dan pembesar negara. Tengah mereka berbicara datanglah putra raja yang bernama Rukmana, kembali dari Ngastina dan Ngamarta. Rukmana melapor bahwa telah menjalankan tugas perintah raja, memberi tahu tentang sayembara kepada raja Duryudana dan mengundang kehadiran keluarga Pandhawa. Tidak lama kemudian Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa datang menghadap raja. Arjuna tidak ikut hadir, karena bertugas menjaga negara.
Raja Bismaka memberitahu rencana perkawinan Rukmini dengan Pendeta Drona. Raja berkata, Rukmini sanggup diperisteri Pendeta Drona, bila teka–tekinya tepat ditebak maknanya. Sebelumnya warga Pandhawa telah tahu rencana perkawinan Rukmini dengan Pendeta Drona itu, maka kedatangan mereka telah membawa harta pesumbang berupa emas, ratna manikam dan pakaian kebesaran putri saja buatan Arjuna. Setelah selesai penyambutan, raja Bismaka dan Yudhisthira masuk ke istana. Bima, Nakula dan Sadewa diantar Rukmana ke balai peristirahatan. Mereka berjauhan dengan tempat tinggal warga Korawa. Kemudian Rukmana naik kuda memeriksa persiapan perhelatan, penghiasan istana dan kota sekitarnya.
Narayana berbincang-bincang dengan adiknya, Sumbadra. Sumbadra menyatakan kesedihan hatinya karena telah beberapa malam kakaknya selalu pergi sampai jauh malam. Narayana menjawab bahwa kepergiannya untuk berkunjung ke rumah para pegawai dan terhibur oleh macam-macam pertunjukan. Setiap Narayana hendak pergi, menangislah Sumbadra. Narayana menghiburnya, berlagu tembang kawi, bercerita kecantikan bidadari dan cerita yang lain. Setelah Sumbadra lengah tertidur, pergilah Narayana ke Kumbina, sedng Udawa disuruh menjaga adiknya.
Bagawan Abyasa di Wukir Retawu, duduk di wisma Wiyatasasana, dihadap para siswa. Sang Bagawan sedang menguraikan Aji Jaya Kawijayan. Tiba-tiba Arjuna datang bersama panakawan. Arjuna menghormat, lalu menyampaikan berita tentang sanak saudara dan rencana perkawinan putri Kumbina. Diceritakan bahwa sanak saudara telah hadir di Kumbina, dan Arjuna ingin menyepi di Wukir Retawu. Bagawan Abyasa tidak menyetujui sikap Arjuna itu. Disuruhnya Arjuna supaya menyusul ke Kumbina. Sang Bagawan yang bijaksana itu berkata, bahwa tidak lama lagi akan terjadi perang saudara. Arjuna terkejut mendengar kata sang bagawan, dikiranya akan terjadi perang Baratayuda. Ia mohon diri, Bagawa Abyasa merestuinya.
Arjuna dan panakawan meninggalkan pertapaan Wukir Retawu, menuju ke Kumbina. Di tengah hutan, mereka berjumpa dengan dua raksasa besar lagi dahsyat. Raksasa itu disuruh raja Wanasasomah untuk mencari dging manusia atas keinginan isteri raja yang hamil muda. Arjuna hendak ditangkap, sehingga terjadilah perkelahian hebat. Arjuna melepaskan panah, dua raksasa musnah, menjadi dewa Kamajaya dan bidadari Ratih. Arjuna datang menyembahnya. Kamajaya memberi tahu tentang perang yang akan terjadi. Yang terjadi bukan perang Baratayuda, tetapi Pandhawa dan Korawa akan terlibat di dalamnya. Setelah berpesan, Kamajaya dan Ratih naik ke Kahyangan.
(R.S. Subalidinata)
Refrensi:
Tokoh Politik Yang sesuai dengan Tokoh Wayang Kresna
Jokowi diibaratkan tokoh wayang 'Kresna'
Annisa Virgiandini - Sindonews
Senin, 15 Oktober 2012 − 10:28 WIB
Joko Widodo (Jokowi). (Dok. Istimewa)
Sindonews.com - Sosok Gubernur DKI Jakarta yang baru Joko Widodo dinilai sebagai tokoh Kresna dalam pewayangan. Pasalnya, Jokowi sosok yang dapat menyatu dengan rakyat bawah.
"Jadi ada tiga tipe kepemimpinan didunia wayang. Kepemimpinan Kurawa, Kresna, dan Yudhistira. Nah, Jokowi ini saya kategorikan seperti Kresna, yang manusiawi dan bisa menyatu dengan siapa saja, terutama dengan rakyat," kata salah seorang budayawan Hardi, di Jakarta, Senin (15/10/2012)
Menurutnya, mantan Wali Kota Solo tersebut, dapat menghadapi ujian yang menimpanya, sebagai salah satu contoh dalam perhelatan Pilgub DKI Jakarta putaran kedua yang dihantam dengan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
"Isu SARA yang sempat menghalangi Jokowi akan hilang dengan sendirinya. Makanya dia semakin ditekan, semakin mulus jalannya. Seperti orang berselancar saja, semakin tinggi ombaknya maka semakin bisa dia berselancar. Sekarang tinggal konsistensi dia dalam memimpin ini," katanya.
Budayawan yang juga Mpu pembuat keris ini terinspirasi membuat keris untuk diberikan kepada Jokowi.
"Saya mengusulkan keris yang lekuknya tujuh, yang artinya pitulung atau pertolongan, dan dengan tiga jenis pamor atau puntuwalang triwarna. Sebagai simbol agar bisa menghadapi segala sesuatu yang keras seperti bisa melibas semua kasus korupsi dengan tegas demi kemakmuran rakyat," tambahnya.
Dia menyarankan, agar Jokowi segera mungkin membongkar semua kepala dinas yang dinilainya sudah pandai berkorupsi di Pemprov DKI. Selain itu, Jokowi diminta membubarkan tim suksesnya yang sudah mendukungnya.
"Kepala dinas itu harus dibubarkan semua. Karena, kepala dinas yang lama yang pintar bermain itu sudah berurat berakar di situ (Pemprov DKI). Kalo diganti kepala Dinas baru, pasti ada kepatuhan dengan majikan yang baru. Lalu bubarkan tim sukses, karena hanya menjadi parasit nantinya. Kini lupakan tim sukses, saatnya kembali ke rakyat," harapnya.
"Jadi ada tiga tipe kepemimpinan didunia wayang. Kepemimpinan Kurawa, Kresna, dan Yudhistira. Nah, Jokowi ini saya kategorikan seperti Kresna, yang manusiawi dan bisa menyatu dengan siapa saja, terutama dengan rakyat," kata salah seorang budayawan Hardi, di Jakarta, Senin (15/10/2012)
Menurutnya, mantan Wali Kota Solo tersebut, dapat menghadapi ujian yang menimpanya, sebagai salah satu contoh dalam perhelatan Pilgub DKI Jakarta putaran kedua yang dihantam dengan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
"Isu SARA yang sempat menghalangi Jokowi akan hilang dengan sendirinya. Makanya dia semakin ditekan, semakin mulus jalannya. Seperti orang berselancar saja, semakin tinggi ombaknya maka semakin bisa dia berselancar. Sekarang tinggal konsistensi dia dalam memimpin ini," katanya.
Budayawan yang juga Mpu pembuat keris ini terinspirasi membuat keris untuk diberikan kepada Jokowi.
"Saya mengusulkan keris yang lekuknya tujuh, yang artinya pitulung atau pertolongan, dan dengan tiga jenis pamor atau puntuwalang triwarna. Sebagai simbol agar bisa menghadapi segala sesuatu yang keras seperti bisa melibas semua kasus korupsi dengan tegas demi kemakmuran rakyat," tambahnya.
Dia menyarankan, agar Jokowi segera mungkin membongkar semua kepala dinas yang dinilainya sudah pandai berkorupsi di Pemprov DKI. Selain itu, Jokowi diminta membubarkan tim suksesnya yang sudah mendukungnya.
"Kepala dinas itu harus dibubarkan semua. Karena, kepala dinas yang lama yang pintar bermain itu sudah berurat berakar di situ (Pemprov DKI). Kalo diganti kepala Dinas baru, pasti ada kepatuhan dengan majikan yang baru. Lalu bubarkan tim sukses, karena hanya menjadi parasit nantinya. Kini lupakan tim sukses, saatnya kembali ke rakyat," harapnya.
refrensi:
Wayang Kresna
Kresna adalah salah seorang pemimpin yang memiliki karakter unik dan karisma tersendiri di era Mahabarata. Lahir di negri Mandura, dibesarkan dan digembleng di desa terpencil Widarakandang, yang masih menjadi bagian dari negri Mandura. Dan kemudian menjadi raja besar di negri Dwarawati. Kresna adalah seorang raja sekaligus politisi dan diplomat ulung di jamannya. Kresna adalah putra kedua Prabu Basudewa, raja dari Mandura. Basudewa yang memiliki tiga orang putra, yaitu Baladewa, yang memiliki nama muda Kakrasana, Narayana yang ketika bergelar raja bernama Kresna, dan Rara Ireng, yang kemudian dikenal dengan nama Dewi Wara Sumbadra.
Ketiga bersaudara putra Basudewa ini, sejak kecil dititipkan di padepokan Widarakandang, diasuh oleh Ki Demang Antagopa, dan istrinya Nyi Ken Sagupi. Ini terjadi ketika sebelum mereka bertiga lahir, menurut desas-desusnya, permaisuri Mandura, Dewi Maerah telah melahirkan seorang putra yang berwujud raksasa, dan beranjak remaja, bernama Kangsadewa yang sesumbar akan membunuh adik-adiknya bila mereka besar demi mendapat tahta Mandura. Sehingga demi keselamatan Kakrasana, Narayana, dan Rara Ireng, mereka disembunyikan di desa terpencil itu.
Ketika mereka beranjak dewasa, baik Kakrasana maupun Narayana, sama-sama mengembara secara terpisah demi mengejar ilmu kanuragan dan kautaman. Terutama yang kemudian banyak belajar dari para resi dan begawan, dan anehnya, Narayana juga banyak mendapat pembelajaran dari mimpi-mimpi di kala tidurnya.
Ketika mereka kembali ke Widarakandang, Kakrasana, dan Narayana, mendapat cobaan yang nyata ketika Kangsadewa terang-terangan menantang mereka dan menuntut hak atas tahta negri Mandura. Kangsadewa dibantu pamannya yang terkenal sakti bernama Suratimantra. Sebuah rahasia terkuak ketika sebenarnya Kangsadewa sejatinya bukan anak Basudewa. Dia memang lahir dari rahim Dewi Maerah, yang terpedaya oleh seorang sakti Bangsa Raksasa bernama Gorawangsa. Yang memiliki ilmu ajian panglimunan, menipu penglihatan siapa pun yang berjumpa dengannya. Ketertarikannya kepada Dewi Maerah, membuatnya menyaru sebagai Basudewa dan kala itu hidup beberapa lama di istana Mandura, ketika Basudewa yang asli pergi dari istana. Suratimantra adalah adik dari Gorawangsa.
Keributan pun terjadi. Gorawangsa bertempur seru dengan Basudewa, sementara Kangsadewa dan Suratimantra memburu Kakrasana dan Narayana. Beruntung salah seorang adik Basudewa, bernama Ugrasena segera memacu kudanya ke negri Hastinapura, meminta bantuan kakak iparnya, Pandu Dewanata. Dengan bantuan Pandu yang datang bersama anak keduanya yang masih remaja, tapi badannya tinggi besar dua kali rata-rata Bangsa Manusia biasa, bernama Bratasena, maka Gorawangsa dan Suratimantra pun mati. Kangsadewa yang lengah dan gentar setelah kematian orang tua dan pamannya, pun menjadi lengah dan mati di tangan Kakrasana.
Sejak itulah Kakrasana, Narayana dan Rara Ireng diboyong ke kerajaan Mandura. Tak berapa lama kemudian tahta Mandura pun deserahkan kepada anak sulung Basudewa, Kakrasana. Yang setelah dilantik duduk disinggasana bergelar Prabu Baladewa. Sementara Narayana diangkat menjadi senapati agung negri itu.
Namun rupanya, kakak-adik ini tidak memiliki visi yang sama dalam memimpin negri Mandura. Sang raja Baladewa yang memang memiliki temperamen tinggi dan mudah marah, terkadang mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut kelangsungan kehidupan negri dan menentukan nasib rakyat Mandura, dalam keadaan emosi dan dengan kondisi marah. Sehingga keputusan-keputusan itu pun terkadang ditentang oleh adiknya sendiri, Narayana, yang berulangkali mengingatkannya agar Baladewa diminta belajar terlebih dahulu mengendalikan dan memimpin dirinya sendiri dari amarah berlebihan yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang raja besar. Di bilik tersembunyi istana pun terkadang, mereka berdua, Baladewa dan Narayana, seringkali adu mulut dan bersitegang tentang banyak hal.
Narayana, yang dalam pemikirannya berusaha selalu mengedepankan kepentingan negri Mandura, perlawanannya kepada sang raja Baladewa, disikapi secara berbeda olehnya. Baladewa dalam kondisi emosi menganggap Narayana iri atas tahtanya di Mandura, dan berusaha merongrong kewibawaannya, demi ingin duduk disanggasana menggantikannya sebagai raja Mandura.
Sejak itulah Narayana merasa disingkirkan dan memilih untuk pergi dari istana. Rara Ireng justru memutuskan ikut Narayana, yang dianggapnya lebih memiliki kesepahaman dengannnya. Narayana pun hidup di pinggiran sisi barat Mandura, berbatasan dengan hutan Wanamarta sisi selatan. Hidup diantara rerimbunan hutan dan menjadi perompak bagi para bangsawan dan kayaraya yang lewat di daerah persembunyiannya, untuk kemudian harta yang diperolehnya dibagi-bagikan kepada rakyat miskin dan terpencil, jauh dari jangkauan kebijakan istana Mandura.
Memang pertentangan Baladewa dengan adiknya, Narayana, yang paling kentara adalah pada hal kebijakan Baladewa yang lebih berpihak kepada para bangsawan dan kayaraya pemilik modal. Dan semakin menindas rakyat miskin. Sehingga keputusan Narayana menjadi perompak adalah sebagai wujud protesnya atas kebijakan-kebijakan yang diambil kakaknya.
Cukup lama Narayana menjalani hidup demikian, sampai kemudian suatu ketika aksinya digagalkan oleh seorang senapati agung bangsa Hastinapura, dan dia diberi wejangan agar mengakhiri jalan hidup yang seperti itu, dan mulai membangun sebuah upaya nyata untuk memperjuangkan idealismenya. Seorang senapati yang menyadarkannya adalah salah satu sesepuh bangsa Hastinapura yang begitu dihormati di seluruh dunia wayang, dan dikenal dengan sikap pengabdian sepanjang hidupnya, dia yang dikenal dengan nama Resi Bisma, seorang ksatria senapati yang memilih jalan hidup bagai seorang begawan.
Sejak itu Narayana pergi semakin ke barat, memasuki negri bernama Dwarawati. Sebuah negri yang banyak dihuni Bangsa Manusia tapi dipimpin oleh seseorang berdarah Bangsa Raksasa, bernama Prabu Narasingha. Seorang raja yang dalam kebijaksanaanya justru meminggirkan Bangsa Manusia yang mayoritas, tapi secara fisik lebih kecil dan lebih lemah dibanding Bangsa Raksasa yang minoritas. Narayana pun berbaur dengan rakyat negri Dwarawati.
Di negri inilah kemudian Narayana belajar untuk berorganisasi, memimpin sebuah pergerakan demi kesamaan hak antara Bangsa Manusia dengan Bangsa Raksasa di negri Dwarawati. Di negri inilah Narayana mengawali pembelajaran dirinya sebagai seorang diplomat, dan menebar pengaruh dengan cara dialog tanpa kekerasan. Walaupun dia memiliki kesaktian ilmu kanuragan yang tinggi, tapi di Dwarawati, dia lebih banyak melebarkan sayap dan semakin banyak orang yang hormat dan segan kepadanya dengan cara-cara tanpa sama sekali menggunakan kesaktiannya.
Sampai kemudian Prabu Narasingha memburunya, dan menjadikan Narayana sebagai pemberontak di negri Dwarawati. Namun rupanya Narasingha terlalu percaya diri, bahwa rakyatnya masih takut kepadanya. Dia terkejut ketika melihat sebagian besar penduduknya sudah berani secara terbuka menentangnya atas rasa percaya diri yang berhasil ditanamkan Narayana. Tanpa kesulitan yang berarti, justru Narayana yang berhasil memasuki istana Dwarawati dalam upaya meminta Narasingha meletakkan tahta secara baik-baik.
Narasingha yang keras kepala itu pun harus mati terbunuh oleh Narayana, ketika dia memaksakan diri untuk menyerang Narayana, pada saat dia mulai mengetahui bahwa sebagian besar prajurtinya pun sudah mulai menyeberang dan berdiri di belakang Narayana. Rakyar Dwarawati pun satu suara, dan meminta Narayana menjadi raja di Dwarawati setelah istana kosong ditinggal Narasingha.
Sejak itulah Narayana bertahta di negri Dwarawati, dan bergelar Prabu Sri Kresna. Ketika itu pun Kresna menunjukkan sikap kenegarawanannya, saat dia juga merangkul orang-orang yang dulu ada di sekitar Narasingha. Termasuk mengangkat Narayudajaya, salah satu keponakan Narasingha, sebagai salah seorang senapati negri Dwarawati.
Ketika mendengar Pandawa dibuang di hutan Wanamarta yang terletak di utara negri Dwarawati, Kresna pun segera bergegas ke sana, teringat hutang budinya ketika dia dibantu Pandu, ayah Pandawa dalam melenyapkan ancaman Mandura. Atas bantuan Kresna, Pandawa pun berhasil membangun negri dengan membuka hutan Wanamarta, dan menjadikan wilayah itu negri bernama Amarta.
Perlahan tapi pasti, Dwarawati dan Amarta pun menjadi besar dan semakin menjadi negri yang dihormati di seluruh wilayah Dunia Wayang. Dwarawati yang dipimpin Sri Kresna dan Amarta yang dipimpin oleh Yudhistira pun merintis sebuah cita-cita demi sebuah perdamaian di seluruh Dunia Wayang. Perdamaian yang dilandasi saling menghargai dan menghormati antar wilayah negri yang berdaulat dan bermartabat. Kehendak ini pun mereka sampaikan ketika mereka mengundang seluruh tokoh raja, begawan, ksatria di seluruh Dunia Wayang, dalam sebuah perhelatan di negri Amarta yang bernama Sesaji Rajasuya.
Justru banyak pemimpin negri yang merasa iri ketika hadir dalam perhelatan Rajasuya dan menyaksikan sendiri mewahnya istana Amarta. Sebagian justru salah sangka dengan menganggap acara Rajasuya sebagai upaya Yudhistira untuk pamer atas istana barunya. Sehingga ketegangan-ketegangan pun terjadi. Yang justru semakin mengeruhkan suasana, ditambah ulah licik pihak Kurawa yang berhasil semakin membuat dua kubu kekuatan di dunia wayang, demi agenda sang raja Duryudana yang iri atas keberhasilan Yudhistira, justru di saat pengasingannya.
Kresna, yang kemudian tanggap atas peta pengkutuban kekuatan itu pun, langsung berupaya membantu Yudhistira yang tetap ingin mengupayakan penyelesaian hak atas negri Hastinapura secara damai. Sampai kemudian Kresna sendiri yang datang menjadi duta bagi pihak Pandawa, walaupun nyata-nyata Pandawa kembali sebelumnya ditipu daya dan dibuang selama tigabelas tahun di negri Wirata.
Rupanya upaya Kresna untuk membangun dialog itu tidak berhasil. Justru Duryudana, pimpinan Kurawa secara terbuka menantang Pandawa. Sebuah tantangan yang mau tak mau disikapi dengan persiapan pertempuran yang disepakati dilakukan di padang Kurusetra. Kresna sendiri yang kemudian mendampingi Pandawa menjadi penasihat perang. Kresna, seorang raja, pimpinan negri sekaligus juru bicara dan diplomat ulung yang juga pandai dalam strategi perang. Perang Pandawa - Kurawa yang berkobar yang dikenal dengan nama Baratayuda.
Adalah Kresna yang mengusulkan strategi demi strategi formasi perang bagi Pandawa. Dia yang begitu pandai membuat tarik ulur, kapan harus menggempur secara luar biasa, kapan harus mundur sejenak, kapan harus menyerang dengan kekuatan apa adanya demi strategi memberi angin musuh dalam rangka melenakan mereka. Kresna yang juga mengusulkan kepada Yudhistira, siapa dan kapan sang panglima perang di medan laga.
Sebelum Baratayuda dimulai, Kresna yang mencoba berstrategi memancing Karna agar berkehendak meminta Salya, sang mertua sebagai saisnya saat pertempuran. Karena Kresna tahu bahwa hubungan mertua menantu antara Karna dan Salya tidak begitu bagus. Dan itu bisa menjadi sebuah keberuntungan di pihak Pandawa.
Ketika Baratayuda baru mulai, Kresnalah yang mengembalikan semangat Arjuna untuk maju perang, ketika si Arjuna dilanda keraguan harus berhadapan dengan saudara-saudaranya sendiri. Nasihat yang begitu indah yang kemudian tertuang dalam kitab Bhagawadgita. Kresna yang dengan jelinya mengusulkan untuk memasang seorang panglima perang perempuan ketika pihak Kurawa memasang Bisma sebagai panglimanya. Kresnalah yang meminta Gatotkaca sebagai panglima ketika Karna maju menjadi pimpinan perang Kurawa, demi menyelamatkan Arjuna dari senjata pamungkas Karna. Gatotkaca yang kemudian mati oleh senjata mematikan Konta milik Karna yang hanya meminta satu korban, dan siapa pun itu pasti mati.
Kresnalah yang kemudian berstrategi mempertemukan Salya dengan Yudhistira. Karena hanya dengan Yudhistira-lah Salya bisa dikalahkan. Sampai Baratayuda selesai dengan kemenangan dipihak Pandawa, tak lepas dari kepandaian dan kejelian Kresna dalam melihat pertanda dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam peperangan.
Tapi sosok penggambaran Kresna, tetap seperti cermin bagi kehidupan kita. Kresna yang piawai dalam diplomasi dan strategi, juga memiliki kekurangan-kekurangan. Salah satu hal yang paling kelihatan adalah kekurangan Kresna yang dinilai gagal dalam membina keluarganya sendiri demi kejayaan negri Dwarawati.
Kresna memiliki tiga orang istri dan dua orang anak angkat. Dikisahkan Kresna yang memang memiliki kemahiran dalam membangun perdamaian di negri Wayang, sehingga dia dipilih oleh Dewa Wisnu, yang memutuskan menempuh jalan kematiam dan menyatu dengan hati dan pikiran Kresna. Hal inilah yang kemudian cerita itu menggiring kepada keputusan Kresna yang mengangkat anak kepada Sitija dan Siti Sendari, dua anak kandung Dewa Wisnu, dari istrinya Dewi Pertiwi.
Sitija yang memiliki watak keras dan memiliki hati seperti batu. Sementara Siti Sendari yang manja dan selalu dihinggapi rasa cemburu, apalagi ketika sejak menikah dengan Abimanyu, mereka tahu tak juga kunjung dikaruniai keturunan.
Istri Kresna yang pertama adalah Dewi Jembawati. Seorang putri cantik dari bangsa Kera. Perkawinan mereka melahirkan Samba, seorang ksatria yang sombong dan tak pernah tersentuh kesopanan. Samba yang dalam berbicara seringkali menyinggung perasaan orang lain. Samba yang ketika dewasa juga tak bisa mengendalikan diri dan merayu kakak iparnya sendiri, Dewi Adnyanawati, istri Sitija. Samba yang kemudian mati oleh kemarahan Sitija. Sebuah kejadian tragedi kematian Sitija yang membuat Kresna lepas kendali dan membunuh Sitija, anak angkatnya sendiri. Sementara adik Samba bernama Gunadewa. Seorang tampan yang memiliki postur tubuh dan cara berjalan seperti bangsa Kera. Gunadewa yang kemudian tidak kuat jauh dari kasih sayang orangtuanya, karena Kresna lebih banyak sibuk menjalin hubungan persahabatan dengan negri lain, dan hampir tak pernah memiliki waktu cukup bersama keluarganya di istana Dwarawati. Sehingga Gunadewa memilih untuk pergi tinggal bersama kakeknya, Kapi Jembawan. Jauh dari keramaian.
Istri kedua Kresna adalah Dewi Rukmini. Putri negri Kumbina, anak dari Prabu Bismaka. Dari perkawinan ini mereka dikaruniai anak Saranadewa dan Partadewa. Saranadewa yang berwajah Raksasa, yang konon ketika berkasihan dengan Rukmini, Kresna dalam keadaan marah tiwikrama menjadi sosok Raksasa. Rasa kecewa Saranadewa membuat dia mengasingkan diri dan hampir tak pernah muncul di istana Dwarawati. Sementara sang adik Partadewa, yang juga tak pernah bertegur sapa dengan Kresna, memilih untuk membangun padepokan, dan memperdalam ilmu kautaman di desa Dadapaksi.
Sementara istri ketiga Kresna bernama Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, raja negri Lesanpura. Setyaboma memiliki adik bernama Satyaki yang menjadi panglima perang di Dwarawati. Kresna dan Setyaboma, memiliki putra bernama Setyaka, yang hidup bersama kakeknya di Lesanpura, dan diberi wilayah kasatrian di Tambakwungkal, bagian selatan dari Lesanpura. Setyaka juga merasa asing dengan ayahnya sendiri.
Kresna yang dikenal ulung dalam menjalin dialog, tak sempat untuk mencegah perang saudara kerajaan Mandura, negri tempatnya dilahirkan. Sehingga negri kerabat kerajaan Mandura musnah tak ada yang tersisa setelah Baladewa dipaksa turun dari tahta dan pergi entah kemana. Dan kisah itu juga membawa Kresna pada kegagalannya untuk mempersiapkan penerus keturunannya sebagai raja di Dwarawati. Dwarawati setelah Kresna tetap berjaya pada masa jaman Parikesit. Tapi diperintah bukan oleh keturunan langsung dari Kresna. Kerajaan Dwarawati setelah kepemimpinan Kresna dipimpin oleh Arya Sangasanga, anak kandung Satyaki.
Pitoyo Amrih
Refrensi:
http://caritawayang.blogspot.com/2012/07/sri-kresna-raja-dwarawati.html
WAYANG KRESNA
Jatidiri dan Sifat Kepemimpinan KRESNA (1)
Orang mempelajari cerita pewayangan kebanyakan perhatiannya tertuju kepada judul cerita dan isi pokok ceritanya. Tetapi orang sering ingin mempelajari lebih dalam, ingin mengetahui unsur-unsur cerita yang membentuk struktur ceritanya, unsur yang menjadi perhatian mereka antara lain tema dan tokoh.
Bila mengkaji cerita pewayangan, terutama mengenai tokoh-tokoh, amat banyak jumlah tokoh yang diperolehnya. Secara garis besar tokoh cerita pewayangan terdiri dari tokoh dewa dan tokoh bukan dewa. Tokoh dewa dibedakan jenis pria yang disebut dewa atau dewata, dan mendapat sebutan Hyang, Sang Hyang atau Bathara. Jenis wanita, disebut bidadari dan mendapat sebutan Dewi atau Bathari. Tokoh bukan dewa terdiri dari manusia atau yang diindetikkan dengan manussia, raksasa, jin dan setan yang sering disebut lelembut dan hewan, tetapi bukan hewan sembarangan, melainkan hewan jelmaan dewa atau tokoh hewan yang mempunyai kelahiran dan kehidupan luar biasa.
Tokoh-tokoh itu tersebar luas dan didapat dalamn cerita lama dan baru. Secara garis besar cerita pewayangan dapat diurutkan sebagai berikut: Pertama, cerita yang menampilkan tokoh dewa dengan keturunnannya. Kedua, cerita Arjunasasra dan tokoh Ngalengka yang bertitik tolak pada masa kehidupan Dasamuka Ketiga, cerita Rama sesaudara dengan permusuhannya dengan Dasamuka sesaudara. Keempat, cerita yang bersumber pada cerita Mahabarata. Cerita yang bersumber pada cerita Mahabarata terbagi pada masa sebelum kelahiran Pandhawa dan Korawa, pada masa kehidupan Padhawa dan Korawa, dan masa setelah kehancuran Korawa dalam perang Baratayuda. Pada masa kehidupan Pandhawa dan Korawa ini muncul berbagai peristiwa yang banyak diolah dan diciptakan bermacam-macam cerita lakon.
Masyarakat Jawa sangat tertarik kepada cerita Mahabarata, terutama cerita yang menyangkut kehidupan Yudhistira sesaudara dan Duryodana sesaudara. Cerita bermunculan dengan tema cerita yang menampilkan masalah kehidupan dua kelompok keluarga Pandhawa dan Korawa itu.
Cerita yang menampilkan masyarakat Pandhawa dan Korawa ternyata banyak melibatkan kelompok masyarakat lain. Cerita pewayangan disusun dan dikarang seperti cerita kehidupan masyarakat sungguhan. Munculah jenis cerita roman, yang bisa disebut roman pewayangan, sejenis roman simbolik.
Para penyusun cerita lakon pewayangan selain melibatkan tokoh kelompok Pandhawa dan Korawa, juga melibatkan kelompok tokoh dari negara Wiratha, Mandura, Dwarawati, Ngawangga dan negara-negra kecil lainnya.
Cerita pewayangan yang mengambil latar tempat Ngamarta, Ngastina dan beberapa negara itu banyak melibatkan tokoh terkenal. Tokoh Pandhawa yang terkenal ialah Yudhistira, Wrekodara, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Tokoh Korawa yaitu Duryodana bersama seratus saudara sekandungnya. Tokoh Baladewa dari Mandura, tokoh Kresna dari Dwarawati, dan tokoh-tokoh negara lain serta putra Pandhawa dan Korawa. Mereka banyak terlibat dalam penyusunan cerita lakon mengenai perebutan pewaris kerajaan Ngastina yang amat menarik masyarakat pecinta pewayangan. Tokoh Kresna lebih cenderung kepada pihak Pandhawa.
Cerita lakon secara simbolik melukiskan kehidupan masyarakat sekelilingnya atau masyarakat pecintanya. Kresna berkedudukan sebagai raja, anggota keluarga Mandura dan Dwarawati, dan anggota masyarakat. Kresna diberi watak sebagai manusia yang berkedudukan pemimpin dan orang terkemuka. Maka segala sesuatu perwatakannya menjadi cerminan tokoh pemimpin masyarakat pecintanya. R.S. Subalidinata
Jatidiri dan Sifat Kepemimpinan
KRESNA (2)
Cerita Kresna di India
Nama Kresna didapat dalam Regweda. Diceritakan, Kresna muncul sebagai anak Dewaki yang pandai dan bijaksana. Ada lagi nama Kresna, nama seorang resi anak laki-laki Wiswaka. Dewa besar bernama Kresna bersama sepuluh ribu pengikut melakukan pengrusakan, kemudian dikalahkan oleh Indra. Dalam syair Weda diceritakan limapuluh ribu Kresna terbunuh. Dalam mitologi India diceritakan Kresna adalah pahlawan paling cemerlang, dewa paling populer. Ia adalah awatara Wisnu yang kedelapan, bahkan dikatakan jelmaan Dewa Wisnu. Kresna juga dikenala dalam banyak legenda dan fable, hidup dalam cerita epos. Kresna ikut mengambil bagian dalam cerita Mahabharata. Cerita-cerita pendek banyak yang mengangkat Kresna sebagai dewa.
Cerita Kresna berkembang pula dalam cerita Hariwamsa. Dalam kitab purana lebih banyak ceritanya, terutama dalam Bhagawatapurana. Dalam kitab itu kisah hidup Kresna sejak awal diceritakan secara teriinci dan disenngi bnaayak orang. kenakalan sejak kanak-kanak, kesalahan dn cerita cinta masa remaja amat menarik. Cerita awal kehidupan Kresna merupakan ciptaan baru, sedang cerita yang berkaitan dengan tokoh Pandawa lebih banyak berkembang.
Kresna berasal dari suku Yadawa, keturunan Yadu, salah satu anak Yayati. Suku Yadawa hidup sebagai penggembala, tinggal ditepi sungsi Yamuna, di Windawana barat. Pada waktu itu berkuasalh Kamsa raja Boja, anak Ugrasena. Setelah mengusir ayahnya, Kamsa memerintah Matura dekat Wrindawana. Ugrasena mempunyai saudara laki-laki bernama Dewaka. Dewaka mempunyai anak perempuan bernama Dewaki. Dewaki kawin dengan Wasudewa anak Sura, keturunan Yadu.
Kisah kelahiran Kresna dimuat dalam kitab Wisnupurana dan Mahabharata. Diceritakan dewa Wisnu mencabut dua helai rambut putih dan hitam. Rambut itu dimasukkan dalam rahim Rohini dan Dewaki. Hamillah dua isteri Wasudewa itu. Rohini melahirkan Balarama, Dewaki melahirkan Kresna atau Kesawa. Wasudewa adalah saudara Kunti isteri Pandu. Maka Kresna adalah saudara sepupu tiga saudara Pandawa.
Kresna anak periang dan besar di antara gembala. Kekuatan bahunya terkenal di tiga dunia. Ia membunuh raja Haya yang tinggal di hutan Yamuna, membunuh Danawa berwujud banteng dahsyat yang menakutkan, membunuh Pralambang, Naraka, Yamba, Pita, Asura dan Muru. Ia membunuh Kamsa yang dibnatu oleh Jarasanda. Bersama Balarama ia menghancurkan Sunaman saudara Kamsa dan raja Surasena. Kresna menang dalam sayembara bagi anak perempuan raja Gandara, mengalahkan Jarasanda, Sisupala, Samba dan menguasai kota para Ditya di tepi laut. Ia mengalahkan suku Angga dan Bangga. Di dasar laut ia megalahkan Waruna, di dasar bumi ia mengalahkan Pancajana dan memperoleh kerang Pancajanya. Bersama Arjuna memadamkan kemarahan Agni di hutan Kandawa dan memperoleh sanjata cakra. Ia mengacau Amarawati dengan kendaraan garuda, mengacau kota Indra dan melarikan Parijata.
Kresna manaklukana raja Boja dan melarikan Rukmini, kemudian diperistrinya. Ia menghancurkan orang-orang Gandara, mengalahkan anak Nagnajit dan membebaskan raja Sudarsana dari tahanan musuh. Ia membunuh Pandya dengan kepingan daun pintu, menghancurkan orang-orang Kalingga di Dantakura.
Kresna berhasil memulihkan kota Benares yang habis terbakar. Ia membunuh Ekalawya raja Nisada dan iblis Jamba. Bersama Balarama ia menaklukan raja Sunaman anak Ugrasena, kemudian menyerahkan kerajaan Mathura kepada Ugrasena. A menaklukan kota Sauba dan raja Salwa, dan memperoleh senjata Satagni yang sakti.
Kresna menolong Indra untuk mengalahkan Naraka yang melarikan anting-anting permata milik Aditi dan dibawa ke Pragjotrisna. Kresna berhasil menewaskan Muru dan Oga, kemudian Naraka. Anting-anting permata berhasil direbut kembali dari tangan Naraka.
Kresna adalah bangsawan Dwaraka, hadir dalm sayembara Drauoadi. Ia membantu memberi jawaban sayembara, sehingga Draupadi dapat diboyong oleh Arjuna.
Ketika Pandaw menguasai Indraprastha Kresna mengunjungi mereka dan ikut berburu ke hutan Kandawa. Di hutan itu Kresna dan Arjuna memihak Agni yang ingin membakar hutan. Tetapi dihalang-halangi oleh Indra. Agni memberi Cakra dengan nama Wajranaba dan gada bernama Kaumodaki. Indra dapat dikalahkan, Agni membakar hutan Kandawa.
Ketika Arjuna berkunjung ke Dwaraka diterima oleh Kresna dengan gembira. Pada waktu itu Arjuna jatuh cinta pada Subhadra, adik Kresna. Kresna menyetujui percintaan Subhadra dan Arjuna, tetapi Balarama menolak maksud Arjuna memperistri Subhadra.
Ketika Yudhisthira ingin menyelenggarakan upacara korban Rajasuya, Kresna menyarnkan agar ia menaklukan Jarasanda raja Magada. Jarasanda diserang dan tewas. Tindakan itu dilakukan sebagai balasan ketika Kresna dipaksa meninggalkan Mathur dan pindah ke Dwaraka. Kresna menghadiri upacara korban Rajasuya, ditempat itu bertemu Sisupala yang istrinya telah dilarikan oleh Kresna. Sisupala menghina dan bersikap keras. Kresna berang, Sisupala di cakra, putus kepalanya.
RS. Subalidinata
http://tembi.org/wayang/krisna.htm http://tembi.org/wayang/krisna2.htm |
WAYANG KRESNA
Pembahasan kali ini tentang budaya Indonesia: WAYANG. Siapa yang tak mengetahui tentang wayang. Jenisnya bermacam-macam, ada wayang golek, wayang orang, wayang kulit, dsb. Namun, walaupun latar, tokoh, plot cerita, & jenisnya berbeda-beda, tetapi inti dari pendalangan setiap tokoh wayang adalah selalu menyampaikan pengajaran tentang kehidupan & sifat-sifat manusia melalui lakon ceritanya. Salah satu tokoh yang saya kutip di bawah ini adalah tokoh Kresna. Selamat menikmati.
Raden Narayana setelah menjadi raja bernama Prabu Harimurti Padmanaba, karena ia titisan Begawan Padmanaba. Disebut juga Prabu Dwarawati, karena menjadi raja di negeri Dwarawati, dan disebut juga Prabu Kresna, karena berkulit hitam dan lain-lain. la dapat bertahta di Dwarawati karena mengalahkan seorang raja raksasa bernama Prabu Kunjana Kresna di negeri tersebut, dan nama Kresna itu dipakainya juga sebagai namanya sendiri, yakni Prabu Kresna.
Prabu Kresna sebagai pengasuh Pandawa atau disebut dalang, ialah seorang yang pandai menjalankan siasat politik negara, peperangan dan lain-lain. Prabu Kresna mempunyai senjata cakra, senjata yang hanya dikuasai oleh titisan Wisnu, dan mempunyai azimat kembang Wijayakusuma, untuk menghidupkan orang mati, yang belum sampai pada takdirnya. Dalam perang Baratayudha Sri Kresna yang memegang daya upaya kemenangan Pandawa. Usia Prabu Kresna lanjut, hingga sehabis perang Baratayudha.
Sri Kresna berpermaisuri 4 puteri: 1) Dewi Jembawati, anak seorang pendeta kera Kapi Jembawan dipertapaan Gadamedana, berputera Raden Samba; 2) Dewi Rukmini, puteri Prabu Rukma, seorang raja di Lesanpura, berputra Dewi Siti Sundari; 3) Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, seorang raja di Lesanpura, dan berputra Raden Setyaka, dan 4) Dewi Pretiwi, putri Hyang Antaboga, berputra Prabu Bomanarakasura.
Prabu Kresna mampu bertiwikrama yaitu berganti rupa menjadi raksasa. Pada lakon Kresna gugah, yaitu Kresna sedang tidur dalam rupa raksasa (tiwikrama). Dalam cerita ini diriwayatkan bahwa siapa yang mampu membangunkan Sri Kresna akan memenangkan perang Baratayudha. Maka kedua belah pihak (Pandawa dan Kurawa) berusaha membangunkannya. Namun tindakan Kurawa sia-sia belaka. Hanya Arjuna yang dapat membangunkan Sri Kresna.
Prabu Kresna sebagai pengasuh Pandawa atau disebut dalang, ialah seorang yang pandai menjalankan siasat politik negara, peperangan dan lain-lain. Prabu Kresna mempunyai senjata cakra, senjata yang hanya dikuasai oleh titisan Wisnu, dan mempunyai azimat kembang Wijayakusuma, untuk menghidupkan orang mati, yang belum sampai pada takdirnya. Dalam perang Baratayudha Sri Kresna yang memegang daya upaya kemenangan Pandawa. Usia Prabu Kresna lanjut, hingga sehabis perang Baratayudha.
Sri Kresna berpermaisuri 4 puteri: 1) Dewi Jembawati, anak seorang pendeta kera Kapi Jembawan dipertapaan Gadamedana, berputera Raden Samba; 2) Dewi Rukmini, puteri Prabu Rukma, seorang raja di Lesanpura, berputra Dewi Siti Sundari; 3) Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, seorang raja di Lesanpura, dan berputra Raden Setyaka, dan 4) Dewi Pretiwi, putri Hyang Antaboga, berputra Prabu Bomanarakasura.
Prabu Kresna mampu bertiwikrama yaitu berganti rupa menjadi raksasa. Pada lakon Kresna gugah, yaitu Kresna sedang tidur dalam rupa raksasa (tiwikrama). Dalam cerita ini diriwayatkan bahwa siapa yang mampu membangunkan Sri Kresna akan memenangkan perang Baratayudha. Maka kedua belah pihak (Pandawa dan Kurawa) berusaha membangunkannya. Namun tindakan Kurawa sia-sia belaka. Hanya Arjuna yang dapat membangunkan Sri Kresna.
BENTUK WAYANG
Wayang Prabu Kresna bermuka hitam, sedangkan seluruh badan berpraba. Wayang ini untuk dimainkan pada waktu sore. Tetapi pada waktu hampir pagi berganti wayang yang bercat hitam seluruh badan.
Prabu Kresna berwanda: 1) Gendreh, karangan Sri Sultan Agung di Mataram, 2) Rondon, 3) Mawur.
Prabu Kresna berwanda: 1) Gendreh, karangan Sri Sultan Agung di Mataram, 2) Rondon, 3) Mawur.
DAFTAR PUSTAKA
Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.(http://wayangku.wordpress.com/2008/11/18/prabu-kresna/)
MAKALAH HUMAN TRAFFICKING
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perdagangan orang khususnya bagi kaum perempuan dan anak, bukan merupakan masalah yang baru di Indonesia serta bagi negara-negara lain di dunia. Telah banyak yang mengawali sejarah lahirnya konvensi-konvensi sebagai upaya dari berbagai Negara untuk menghilangkan penghapusan Perdagangan Orang dan Penyelundupan Manusia terutama perempuan dan anak secara lintas batas Negara untuk tujuan prostitusi. Sebagai perbandingan bahwa Perdagangan Orang dan Penyelundupan Manusia merupakan kejahatan dengan nilai keuntungan terbesar ke-3 (tiga) setelah kejahatan Penyelundupan Senjata dan Peredaran Narkoba.
Perdagangan orang (trafficking) menurut definisi dari pasal 3 Protokol PBB berarti perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan, penipuan, kebohongan atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk paling tidak eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek-praktek serupa perbudakan, penghambaan atau pengambilan organ tubuh. (Pasal 3 Protokol PBB untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum Trafiking Manusia, Khususnya Wanita dan Anak-Anak, ditandatangani pada bulan Desember 2000 di Palermo, Sisilia, Italia).
Sedangkan definisi Perdagangan Orang (trafficking) menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, yaitu :
Pasal 1 (ayat 1) ; Tindakan perekrutan, pengangkutan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam Negara maupun antar Negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.
Pasal 1 (ayat 2) ; Tindak pidana perdagangan orang adalah setiap tindakan atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang ditentukan dalam undang-undang ini. (Substansi hukum bersifat formil karena berdasar pembuktian atas tujuan kejahatan trafiking, hakim dapat menghukum seseorang).
Berdasarkan pengertian dari berbagai definisi di atas, perdagangan orang dipahami mengandung ada 3 (tiga) unsur yang menjadi dasar terjadinya tindak pidana Perdagangan Orang. Apabila dalam hal ini yang menjadi korban adalah orang dewasa (umur ≥ 18 tahun) maka unsur-unsur trafiking yang harus diperhatikan adalah PROSES (Pergerakan), CARA, dan TUJUAN (Eksploitasi). Sedangkan apabila korban adalah Anak (umur ≤ 18 tahun) maka unsur-unsur trafiking yang harus diperhatikan adalah PROSES (Pergerakan) dan TUJUAN (Eksploitasi) tanpa harus memperhatikan CARA terjadinya trafiking.
Penjelasan unsur-unsur trafiking yang dimaksud adalah apakah ada PROSES (pergerakan) seseorang menjadi korban dari tindak perdagangan orang melalui Direkrut, Ditransportasi, Dipindahkan, Ditampung, atau Diterimakan ditujuan, YA atau TIDAK, sehingga seseorang menjadi korban trafiking. Sedangkan unsur CARA apakah seseorang tersebut mengalami tindakan Diancam, Dipaksa dengan cara lain, Diculik, menjadi Korban Pemalsuan, Ditipu atau menjadi Korban Penyalahgunaan Kekuasaan, YA atau TIDAK, sehingga seseorang menjadi korban trafiking. Kemudian dilihat dari unsur TUJUAN (Eksploitasi) apakah korban tereksploitasi seperti dalam bidang Pelacuran, Bentuk lain dari eksploitasi seksual, Kerja Paksa, Perbudakan, Praktek-praktek lain dari perbudakan (misal: tugas militer paksa), atau Pengambilan organ-organ tubuh, YA atau TIDAK, jika memenuhi semua unsur tersebut maka seseorang dipastikan menjadi korban perdagangan orang.Pembangunan
nasional yang dilakukan di Indonesia dari waktu kewaktu bertujuan untuk
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, material maupun spiritual,
sehingga pembangunan yang dilakukan haruslah berorientasi pada tercapainya
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Itu adalah sebuah harapan yang belum dan mungkin sulit untuk di
capai,karena Negara ini sedang “sakit”. Carut-marutnya negri ini di karenakan
para pemimpin yang tidak amanat dalam menjalankan aspirasi rakyat,sehingga
banyak program-program pemerintah yang tidak terealisasikan salah satu
contohnya yaitu pengentasan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja dalam
negri yang seluas-luasnya bagi rakyat. Dampaknya bagi masyarakat adalah
meningkatnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan di dalam
negri,dan masyarakat pun mulai berfikir untuk mendapatkan pekerjaan di luar
negri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI),namun sayang niat baik ini
dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tak bertanggung jawab dengan menjanjikan
kepada korban akan di pekerjaan di luar negri dengan gaji yang besar dan
mendapatkan pekerjaan yang layak,namun pada akhirnya mereka di jadikan korban Tarfficcking
dan akan menjadi objek eksploitasi tenaga kerja yang akan menjerumuskan
para tenaga kerja pada sistem kerja tanpa upah yang jelas, tanpa ada
syarat-syarat kerja, tanpa perlindungan kerja dan sebagainya layaknya kerja
paksa. Dan tak jarang para pekerja akan masuk dalam jurang prostitusi dan yang
lebih mengerikan lagi adalah masuk sebagai bagian dari perdagangan organ tubuh
manusia. Itulah kejahatan Human Trafficking yang sangat menindas hak
–hak asasi manusia dan masih menjadi permasalahan di seluruh dunia hingga saat
ini.
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui sebab terjadinya
Trafficking di Indonesia
2. Untuk mengetahui Faktor penyebab
Indonesia berada di peringkat tiga dunia mengenai penanganan Trafficking di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui Cara-cara penanggulangan
Human Trafficking yang tepat.
1.3 Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk menambah wawasan mengenai trafficking
2.
Memberi informasi mengenai penyebab trafficking diindonesia beserta
penanganannya.
3.
Memberikan informasi mengenai cara
penanggulangan Human trafficking.
BAB II ISI
Perdagangan manusia adalah segala transaksi jual beli terhadap manusia.
Menurut Protokol Palermo pada ayat tiga definisi aktivitas transaksi meliputi:
- perikritan
- perekrutan
- pengiriman
- pemindah-tanganan
- penampungan atau penerimaan orang
Yang dilakukan dengan ancaman, atau penggunaan kekuatan atau bentuk-bentuk pemaksaan lainya, seperti:
- penculikan
- muslihat atau tipu daya
- penyalahgunaan kekuasaan
- penyalahgunaan posisi rawan
- menggunakan pemberian atau penerimaan pembayaran (keuntungan) sehingga diperoleh persetujuan secara sadar (consent) dari orang yang memegang kontrol atas orang lainnya untuk tujuan eksploitasi.
Eksploitasi meliputi setidak-tidaknya; pelacuran (eksploitasi prostitusi) orang lain atau lainnya seperti kerja atau layanan paksa, pebudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan, perhambaan atau pengambilan organ tubuh.
Dalam hal anak perdagangan anak yang dimaksud adalah setiap orang yang umurnya kurang dari 18 tahun. Indonesia adalah Negara di kawasn
Asia yang letaknya stratergis dan merupakan Negara yang 2/3 daerahnya merupakn
lautan,dan daratannya yang kaya akan sumberdaya mineral dan
rempah-rempah,menjadikan Indonesia pada waktu lampau sebagai daerah jajahan
yang sangangat potensial untuk dijajah. Datangnya para penjajah telah merugikan
rakyat pada waktu itu baik secara moril dan material semuanya membekas tidak
terkecuali Trafficking. Sejaraah Trafficking di Indonesia lebih
bannyak memakan korban perempuan dan anak-anak. Di Indonesia hal ini bukan lah
sesuatu yang baru. Sejarah menyatakan bahwa permasalahan ini sudah menjadi
pusat perhatian sejak penjajahan Kolonial Belanda di Indonesia. Dalam sebuah
Kongres Perikatan Perkumpulan perempuan Indonesia (PPPI) di tahun 1932,Trafficking
telah menjadi salah satu pokok pembahasan dalam forum tersebut. Kongres ini
merumuskan rekomendasi tentang perdagangan perempuan dan anak yang di yakini
terkait langsung dengan persoalan kemiskinan yang di emban oleh masyarakat
kolonial.
PPPI berkeyakinan ada hubungan
yang signifikan antara persoalan perdagangan perempuan dan pelacuran dengan
masalah kemiskinan rakyat,yang pada saat itu hidup dalam belitan hutang serta
kondisi kerja yang buruk bagi buruh perempuan. Satu hal yang tak terlupakan
adalah,sejarah sedih perempuan Indonesia yang menjadi Jugun Ianfu yang
menjadi objek seksual oleh tentara jepang pada Perang Dunia II,dan hal ini
jelas merupakan tindakan Trafficking in Women and Children atas nama
perbuadakan seksual untuk tujuan perang. Dari hal tersebut dapat di lihat bahwa
permasalahan Trafficking di Indonesia,telah ada sejak berdirinya Negara
ini. Dari perspektif sejarah,kita telah meliahat bahwa masalah perdagangan
perempuan dan anak sudah merupakan masalah publik yang berjalan seiring dengan
pembentukan bangsa Indonesia,dan hingga saat ini pun praktek Human
Trafficking masih ada di Indonesia dalam warna yang berbeda yaitu berkedok
sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tidak sedikit dari mereka menjadi
korban perdagangan manusia di luar negri. Apa itu Human Trafficking ? Trafficking
adalah konsepdinamis dengan wujud yang berubah dari waktu kewaktu,sesuai
dengan perkembnagn ekonomi,social dan politik. Hingga saat ini belum ada
divinisi Traficking yang di sepakati secara internasional,sehingga
banyak perdebatan tentang divinisi yang paling tepat tentang fenomena kompleks
yang di sebut Trafficking.
Namun PBB dalam Sidang Umum-nya
pada tahun 1994 mendefinisikan trafficking sebagai berikut : “Pemindahan orang
melewati batas nasional dan internasional secara gelap dan melanggar hukum,
terutama dari negara berkembang dan dari negara dalam transisi ekonomi dengan
tujuan memaksa perempuan dan anak perempuan masuk dalam situasi penindasan dan
eksploitasi secara seksual dan ekonomi, sebagaimana juga tindakan ilegal
lainnya yang berhubungan dengan perdagangan perempuan seperti pekerja paksa
domestik, kawin palsu,pekerja gelap dan adopsi palsu demi kepentingan perekrut,
pedagang dan sindikasi kejahatan”. Jika diterjemahkan secara bebas Trafficking
dapat berarti pergerakkan atau perpindahan orang secara rahasia dan
terlarang dengan melintasi perbatasan wilayah (lokasi) dengan tujuan akhir
untuk memaksa orang-orang tersebut masuk ke dalam situasi yang secara seksual
atau ekonomi bersifat menekan dan eksploitatif dan memberikan keuntungan bagi
para perekrut,trafficker dan sindikat kejahatan. Jika di fikir secara
logika seseorang tidak akan mau menjadi korban Trafficking namun mengapa
masih banyak orang yang menjadi korbanya ? Ini tidak lepas dari kondisi para
korban yang kemampuan ekonominya serba terbatas,di tengah kebutuhan hidup yang
semakin tinggi,mau tidak mau hal ini menuntut kita untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih untuk menyambung hidup,jadilah bekerja keluar negri sebagai TKI
adalah jalan satu-satunya untuk merubah nasib. Itulah paradigma yang ada
dikehidupan masyarakat yang memang kehidupannya jauh dari kata cukup,memang tak
seemua TKI mengalami nasib serupa menjadi korban Trafficking,mereka yang
pada awalnya memang berniat bekerja di luar negri dan sudah berhati-hati dalam
memilih dan menentukan tujuannya di luar negri dengn proses yang sesuai dengan
ketetapan pemerintah atau legal mereka mendapatkan pekerjaan sesuai
dengan yang mereka harapkan. Umunnya para TKI di luar negri bekerja sebagai
pembantu rumah tangga,Baby sister,sopir,pekerja proyek, dan lain-lain
mereka yang memiliki sedikit kemampuan bias dikatakan mendapatkan pendapatan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah. Tetapi bagi mereka yang
memiliki keahlian yang lebih,diluar negeri mereka bisa menjadi tenaga ahli di
bidang tertentu dan pastinya pendapatan yang di peroleh sangatlah besar.
Namun lain halnya dengan mereka
yang tidak memiliki keahlian apapun namun tetap besi keras untuk bekerja di
luar negeri melalui jalur yang tidak di tetapkan oleh pemerintah (Ilegal)
atau Pahlawan Devisa Atau Korban Trafficking ? | 7
tergiur oleh janji dari pihak
yang tak bertanggung jawab yang menjanjikan akan di pekerjakan di tempat yang
tepat dengan gaji yang besar,mereka inilah yang tak jarang menjadi korban Trafficking.
Kurang hati-hatinya para calon TKI dalam menentukan biro penempatan kerja
mereka di luar negeri dapat berakibat buruk saat bekerja diluar negeri nanti.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya Trafficking adalah :
1. Kurang nya
kesadaran ketika mencari pekerjaan dengan tidak mengetahui bahaya Trafficking
dan cara-cara yang dipakai untuk menipu atau menjebak korban.
2. Kemiskinan telah
memaksa banyak orang untuk mencari pekerjaan kemana saja,tanpa melihat resiko
dari pekerjaan tersebut.
3. Lemahnya oknum-oknum aparat
penegak hokum dan pihak-pihak terkait dalam meelakukan pengawalan terhadap
indikasi kasus-kasus Trafficking.
Adapun upaya yang telah di
galakkan pemerintah untuk memberantas Human Trafficking sudah cukup baik
dengan membuat ketetapan-ketetapan hukum mengneai Human Tafficking,dan
pemerintah telah ikut andil dalam meratifikasi konvrensi-konvrensi
internasional mengenai Trafficking namun terkadang apa yang di ingin kan
tidak selalu sesuai dengan di lapangan buktinya Indonesia masih menempati
peringkat tiga dunia dalam penanganan kasus Trafficking. Hal-hal yang
dirasa masih perlu di lakukan pemerintah Indonesia dalam penanggulangan Human
Trafficking antara lain :
1. Dibentuk peraturan
perundangan yang mampu menyentuh persoalan yang mengandung unsur asing.
2. Menetapkan sanksi
yang tegas baik pidana maupun administratif terhadap pelanggaran atas
ketentuan-ketentuan yang mendasar agar menimbulkan efek jera.
3. Rekruitment TKI
dilakukan secara tepat dengan asas mudah, murah dan cepat untuk menghindarkan
TKI illegal
4. Mengefektifkan sistem
pengawasan pemerintah.
Lebih dari satu dekade ini
Indonesia telah menjadi negara pemasok tenaga kerja terbesar kedua di dunia
setelah Filipina. Sekitar 72 persen pekerja migran tersebut berjenis kelamin
perempuan. Tenaga kerja asal Indonesia itu, 90 persennya bekerja sebagai
pekerja rumah tangga di negara Malaysia, Singapura, Hongkong,Taiwan, Korea
Selatan, dan Timur Tengah,dan tidak sedikit dari mereka menjadi korban Trafficking.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada tataran politis pemerintah
telah menunjukkan keseriusan untuk menghapuskan perdagangan manusia termasuk
perdagangan tenaga kerja, ini dibuktikan dengan telah diratifikasinya
konvensi-konvensi internasional dan menuangkannya dalam peraturan nasional,
namun pada tataran praktis instrument Hukum Ketenagakerjaan sejauh ini masih
memberi celah bagi perdagangan manusia untuk tujuan eksploitasi pekerja maupun
dalam lembah prostitusi. Celah tersebut baik berasal dari peraturan
perundang-undangan yang secara substansi masih belum jelas dan tegas, juga dari
segi penegakannya masih parsial/sektoral sebaiknya dilakukan kerjasama terpadu
antar instansi. Perdagangan Tenaga Kerja sebagai sebuah tindak kejahatan perlu
penanganan yang komprehensif dan memerlukan penanganan yang lintas sektoral dan
melibatkan semua instansi terkait, baik Departemen Tenaga Kerja, Kepolisian,
Kejaksaan, Ke-Imigrasian, Perhubungan dan sebagainya. Pola pelayanan satu atap
dan menyederhanakan administrasi bagi para calon tenaga kerja yang akan bekerja
keluar negeri setidaknya akan mengurangi maraknya pencaloan tenaga kerja dan
TKI Illegal.
3.2 SARAN
Adapun saran yang bisa di
utarakan dari pembahasan diatas adalah :
1. Sebaiknya pemerintah merefisi
undang-undang yang dirasa kurang memberatkan tersangka Trafficking.
2. Penertiban terhadap callon
tenaga kerja harus menjadi upata yang serius untuk mencegah para calon TKI yang
illegal.
3. Ikut andilnya semua instansi
mengenai pananganan Human Trafficking.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)