31 maret dihari ulang
tahun era. Hari itu, era mendapatkan hadiah yang tak pernah ia duga. Hadiah
dari orang tuanya. Hadiah itu berupa cincin emas denga tipe string dimana
banyak mata berlian yang menghiasi cincin itu. Setiap hari setelah hari itu, ia
selalu menggunakannya. Karena ia hidup jauh dari orang tua sehingga dengan
hadiah yang digunakan ia merasakan bahwa kedua orang tuanya ada disampingnya.
Namun sudah 4 tahun
setelah hadiah itu yang selalu ia gunakan. Kemudian karena rumah era dengan
rumah bosnya ibu era dekat cuman beda beberapa gang komplek maka ia deket
sekali dengan anak-anak bosnya ibu era. Sepengetahuan era, bosnya hanya
memiliki anak 2, anak pertama sepantaran dengan era sementara anak keduanya
masih dikelas 3 sd. Kedekatan era dengan anak kelas 3 sd yang bernama putri itu
udah seperti adeknya sendiri. Walaupun era memiliki adek perempuan tetapi
adeknya bernama ella itu termaksud anak yang tidak begitu suka manja dengan era
dan ia tergolong sanggat tomboy melebihi era.
Hari itu putri sepulang
sekolah main kerumah era. Kebetulan letak rumah era dekat dengan sekolahan sd
nya putri. Jadi putri lebih sering main kerumah era daripada pulang kerumahnya.
Namun hari itu putri datang dengan suasana yang tidak ceria. Ia datang dengan
sanggat lemas dan tak bersemanggat. Untuk menghibur putri maka era mengajaknya
main game online bersama serta bermain sambil mengerjakan pekerjaan rumah dari
guru sekolahnya. Kegiatan dasar yang ia bantu buat menghibur anak yang kesepian
ini. Putri biasanya dirumah sama bibi alias yang biasa bebersih rumah dan
bersama supir pribadi sekolahnya. Kakaknya sibuk kerja ngelanjutin diperusahaan
ibunya.
Kegiatan hari itu
diakhiri dengan pergi bersepedah bersama putri untuk sekalian nganterin putri
pulang kerumahnya sebab kalau sore ibunya pulang cepat. Untuk mempersingkat
waktu maka era lebih memilih lewat jalur jembatan kayu yang sudah lapuk untuk
tiba dirumah putri. Kemudian setelah tiba di jembatan itu era menyuruh putri
untuk berjalan lebih dulu. Kemudian era mengikuti dari belakang sambil membawa
sepedahnya. Dari sebrang terlihat ada seorang laki-laki tinggi rambut terurai
keatas rapih keren namun hari itu begitu asing untukku. Mimik muka orang itu
sepertinya sedang berusaha menertawakannku. Hari itu era memank berpenampilan
sederhana, hanya mengenakan baju kemeja kotak-kotak kemudian pake celana jeans
dan menggunakan kerudung. Cukup alakadarnya. Namun itu lah style era.
Setelah mengantarkan
putri kerumahnya maka era pun pulang kerumah dengan lewat jalur yang agak jauh
karena ia mau memutar-mutar sekitar komplek yang begitu jauh. Namun ada sebuah
mobil yang mengikutinya. Dengan semanggat kesal khas orang ketakutan maka era
pun mengowes sepedanya secepat mungkin. Karena sang pemilik mobil itu tau kalau
sang pengemudi sepeda itu sepertinya ketakutan maka ia lebih memilih untuk
berhenti mengikuti era. Cukup lelah lari dari orang misterius yang
mengikutinya. Ia berhenti disebuah taman dan beristirahat sejenak. Setelah
melepas lelah maka ia kembali pulang. Karena era takut kedua orang tuanya akan
mencarinya. Apalagi hari itu ia lupa membawa hp.
Setibanya dirumah era
segera menyiapkan makan malam untuk kedua orang tuanya yang pulang bekerja.
Tapi malam itu ada seorang laki-laki yang tanpa diundang datang kerumah dengan
pakaian serba dari jeans. Kaos merah beserta jaket jeans dan celana jeans
rambutnya pun ditata seperti menggunakan gel namun terlihat begitu menawan.
Kesan pertama melihat orang itu ialah seperti mengenal orang ini sebelumnya.
Tapi dengan sopan dan hangat ia bisa dengan mudah membaur dengan ayah dan ibu
era. Heran bukan kepayang. Tapi dengan rasa hormat ia berusaha menyuguhkan
minuman untuk tamu tak diundang itu.
Tamu itu sepertinya
bahagia melihat era. Era pun terlihat begitu aneh dengan orang yang tertawa
senyum sendiri. Namun orang itu kemudian dengan lancar bercerita mengenai
cincin yang era gunakan. Dengan kaget era pun membeku diam membisu. Didalam
cerita yang disampekan oleh lelaki itu bahwa cincin itu sebenarnya yang beli
lelaki itu kemudian meminta kedua orang tua ku yang menyerahkan dan berusaha
untuk membohongiku. Namun era ragu mendengar cerita itu. Karena kedua orang tua
ku begitu diam membisu. Entah malu atau bahkan takut era marah dengan nya
sehingga mereka memilih untuk diam membisu.
Hari selanjutnya kedua
orang tua era tetap membisu. Erapun harus kembali kedepok untuk berkuliah.
Sepanjang hari ia memikirkan kata-kata laki-laki aneh itu. Sebentar-bentar
melepas cincin itu namun kemudian era pakai lagi. Namun ia yakin setidak
mampunya kedua orang tua era namun mereka selalu jujur dan tidak membiarkan
siapapun menghancurkan harga diri keluarga.
Era tau kedua orang tuanya belum menyukai dengan
pacar era yang bernama iwan. Tapi era tidak ingin aku diberikan kepada orang
kaya yang semena-mena dengan keluarganya.
Tidak perlu dirisaukan
baginya karena ia begitu yakin kepada kedua orang tuanya. Tetapi laki-laki itu
hadir ketika era pulang ke bandung (rumah orang tuanya). Lelaki itu muncul
dipintu stasiun bandung. Dengan tak hormat kemudian ia menarik tangan era dan
kemudian menyuruh era masuk kemobilnya. Tidak mudah bagi lelaki itu mengajak
era. Karena era tau bagaimana cara dia memperalat orang tuanya. Era pun
memaki-maki lelaki itu didepan banyak orang yang lalu lalang. Namun lelaki itu
pun punya trik jitu yang bikin era terpaksa harus patuh dengannya.
Didalam
mobil era mulai membisu karena kesal setengah mati. Dia terus bertanya-tanya
didalam pikirannya tentang orang itu. Namun lelaki itu kemudian tertawa puas.
Ia berkata “ ternyata aku tidak salah pilih dalam memilih wanita. Ketika
cemberutpun kamu terlihat manis dan cantik ya”. Tapi seperti biasa era hanya
akan banyak bicara dengan orang yang sudah ia kenal bukan yang mendadak sok
kenal dengannya. Era pun diajak berkeliling menggunakan mobilnya kedaerah sentul
untuk menonton balapan mobil. Era mencoba untuk meminta untuk pulang namun
lelaki itu berkata “aku sudah izin dengan kedua orang tuamu. Nanti setibanya
disana aku akan ceritakan semuanya sama kamu asalkan.. asalkan kmu mau bicara
dan tidak seperti patung begitu”. Hanya dengan anggukkan setuju maka kami pun
pergi kesentul. Setibanya disana waktu sudah menunjukkan pukul 18.57 dimana
adzan mahgrib sudah berkumandang dan kebetulan era sedang menjalankan ibadah
puasa sunnah. Lelaki itupun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh era. Lelaki
itu pergi meninggalkan era sendiri ditempat duduk yang sudah ia pesan untuk
menonton mobil balap F1 disentul. Ternyata lelaki itu pergi untuk membelikan
makanan untuk buka puasanya era. Cukup baik sih...
Namun
era merasakan tersanjung dengan sikap lelaki itu. Tapi ia berusaha untuk terus
membencinya. Sambil makan dan menunggu F1nya selesai maka lelaki itu sambil
bercerita asal usulnya. Ternyata lelaki itu anak pertama dari bos ibunya era.
Satu-satunya anak laki-laki yang harus meneruskan perusahaan rintisan
keluarganya. Ia kenal era saat era masih kecil namun saat itu era hanya memilih
untuk bermain saja dan mungkin sudah lupa. Lelaki itu harus pindah kejerman
belajar dari SMP. Orang tuanya mau kalau lelaki itu belajar ditempat yang
lingkup orang belajar. Dan era pun hanya mengetahui bahwa bos ibunya punya 2
anak perempuan karena tiap hari sering diajak main kerumah era. Nah sejak itu
era hanya mengenal kedua anak bos ibunya itu. Lelaki itu lulusan manajemen
diuniversitas yang ada dijerman. Padahal ia sanggat menyukai hal dibidang
kesehatan namun kedua orang tuanya memberikan ultimatum sehingga ia harus memilih
dibidang ekonomi.
Cukup banyak ia
ceritakan tentang dirinya namun ia tak begitu menyinggung masalah cincin dan
tentang ceritanya kemarin malam.
Sepulang
dari sentul udah sekitar jam 9 malam. Didalam mobil era mencoba memberanikan
diri untuk bertanya tentang masalah cerita kemarin dan cincin itu. Lelaki yang
ingin dipanggil dengan nama arul itu hanya bilang bahwa “aku hanya memilihmu
setelah aku bertemu kamu ketika kamu berkunjung kekantor 4 bulan yang lalu”.
Dan untuk masalah cincin? Kata era. Apa kmu sudah bertunangan? Kata arul.
Ishh.. makanya aku tanya tentang stateman kamu kemarin malam dirumahku, kata
era. Kamu tanya saja dengan kedua orang tuamu, kata arul.
Kesal
dengan pernyataan arul maka era segera mungkin membuka pintu mobil dan memilih
terjun dari mobil itu. Ia pilih itu karena ia tidak ingin dijodohkan dengan
orang yang seperti arul dan era lebih mencintai iwan daripada arul. Namun
ternyata era terjatuh kedalam jurang dan terbentur batu besar. Era berhasil
ditemukan setelah sempat 3 jam tim polisi mencari tubuh era. Kedua orang tua
era merasa sanggat menyesal dengan semua kejadian tersebut. Setelah tubuh era
berhasil ditemukan ternyata era masih bertahan hidup namun dengan kondisi yang
cukup memprihatinkan. Era terbujur tak berdaya dengan banyak selang dan
alat-alat kedokteran.
Keadaan
era tiap saat bisa saja memprihatinkan karena dokterpun sudah meminta pihak
keluarga untuk mengikhlaskan era. Saat kondisi era makin parah didua minggu
terakhir ini membuat dokter meminta untuk pihak keluarga tanda tangan untuk melakukan pencabutan alat yang terpasang
ditubuh era.
Disisi
lain, iwan lah yang selama ini selalu menunggu era sadar. Iwan yang lebih tegar
dari biasanya bisa rapuh ketika orang yang sangat ia cintai itu terbaring lemah
dengan alat-alat yang sangat menakutkan itu. Kedua orang tua erapun tak luput
dengan rasa bersalah. Mereka juga selalu menemani iwan dan era dirumah sakit.
Hari
itu terasa sanggat hangat namun begitu kelam. Awan hitam telah muncul begitu
pekat namun udara terasa hangat. Era makin terlihat sangat kritis. Semua orang
berkumpul termaksud arul. Arul meminta maaf kepada era. Arul baru bisa hadir
menenggok era karena arul baru saja dibebaskan oleh kepolisian karena telah
melukai era.
Satu
persatu selang mulai dicabut dari tubuh era namun kemudian tangan era bergerak.
Iwan melihat keajaiban itu langsung mengenggam tangan era. Dokter berkata bahwa
ada keajaiban pada era. Tak lama era membuka matanya dan ia berusaha untuk
berbicara. Dokterpun mengatakan bahwa kondisi era sudah membaik. Semua keluarga
merasa senang dan mereka semua sudah bisa bercakap-cakap.
Era
sadar dari jam 9 pagi. Ketika masuk jam 3 sore era mendapatkan cincin
pertunangan dari iwan. Cincin nan indah itu kini terukir nama iwan dan era. Era
merasa bahagia bisa bersatu dengan iwan dan mendapatkan hadiah seindah itu. Era
merasakan indahnya bisa hidup bersatu dengan iwan.
Jarum
jam pun menunjukkan pukul 6 petang, era terkulai lemah tak berdaya ditempat
tidur setelah era terjatuh didepan kamar mandi. Saat itu kondisi era ternyata
makin parah. Ia berulang keli mengalami kejang-kejang dan kondisi memparah
ketika jarum jam menunjukkan pukul 10 malam. Dari situlah awal penyiksaan era,
semua selang dan alat bantu pernapasan dipasang ditubuh era. Hanya iwan yang
mendampingi era. Iwa begitu terpukul saat ia sudah merasa bahagia karena era
sudah sadar dan mau menikah dengannya. Namun saat itu iwan sedang pergi keluar
untuk membelikan hadiah untuk pernikahannya berupa gaun dan bunga yang sudah ia
pesan dari jauh-jauh hari. Iwan tak menyangka ternyata telah terjadi sesuatu
pada era.
Tepat
pukul 1 pagi buta ternyata era harus menutup mata untuk selama-lamanya. Era
menyumbangkan ginjal dan sepasang matanya untuk orang-orang yang membutuhkan.
Niat baik erapun membuat keluarga merasa bangga dengan era. Era diijinkan
menggunakan cincin pemberian iwan.
Sebelum
era meninggal ia sempat berpamit dan berpesan kepada keluarganya. Erapun tidak
merasakan dendam pada arul yang saat itu memang sedang cinta buta padanya. Era
meminta pada kedua orang tuanya untuk menjaga adik nya era dengan baik. Era pun
menitipkan pesan terakhir unruk iwan. Era meminta agar iwan bisa fokus dengan
karir dan hidup barunya. Era juga meminta agar iwan bisa mencari pendamping
hidup baru yang sesuai dengan dia. Era juga meminta agar ia tetap terkubur
dengan cinta yang ia punya. Cincin yang melingkar ditangan era itu lah jadi
satu-satunya bukti bahwa era pernah dicinta dan mencintai orang yang tepat
namun maut yang memisahkan.
Tiga
bulan sudah semenjak kepergian era. Iwan mulai menata hidup yang baru. Karirnya
meningkat setelah dipercaya untuk jadi manager disuatu perusahaan swasta
didaerah sudirman. Iwan juga terus melanjutkan kuliah dijerman hingga
mendapatkan gelar profesor. Keluarga era pun begittu, mereka mulai menata hidup
setelah kepergian era. Adiknya tumbuh menjadi gadis desa yang sanggat cerdas.
Adiknya pun dapat melanjutkan kejenjang kedokteran. Arul pun tak juga buruk,
karir nya pun meroket setelah ia berhasil menjadi bupati jawa barat. Arul juga
sudah memiliki calon istri yang ternyata ia menyukai adik era.
Setahun
sudah semenjak kepergian era, namun iwan belum kunjung memiliki pasangan
kekasih. Banyak wanita yang tergila-gila dengan iwan. Namun hati iwan belum
bisa. Iwan masih sering mengunjungi makam era. Namun sepulang dari makam iwan,
iwan ternyata mengalami kecelakaan beruntun dan nyawa iwan tidak tertolong.
Keluarga era dan iwan memutuskan agar memakamkan iwan disamping makam era.
----------------------------------------TAMAT-------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar